Bekas Jerawat/Luka Kehitaman

Author dr. Jennie Novita Solihin;
Last updated on Apr 29, 2021

Definisi
Post Inflammatory Hyperpigmentation
(PIH) adalah noda atau bintik-bintik berwarna gelap (cokelat atau kehitaman) yang disebabkan oleh produksi melanin berlebih karena radang/inflamasi. Saat inflamasi, kulit memproduksi melanin akibat stres. Melanin adalah pigmen yang memberi warna pada rambut, mata dan kulit manusia. Perubahan warna akibat bekas jerawat atau luka ini biasanya terjadi pada orang berkulit gelap atau dalam kategori Fitzpatrick IV-VI karena pada umumnya orang berkulit gelap memiliki melanocytes (sel yang memproduksi melanin) yang overactive. PIH dapat disebabkan oleh bekas jerawat, eksim, dan reaksi alergi. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh luka bakar, operasi, trauma atau perawatan (cth: chemical peeling dan skin resurfacing dengan laser) dapat mempercepat terjadinya PIH. Fenomena ini cenderung berulang pada individu yang rentan. 

Penaganan dan Perawatan Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi 

  • Skincare

Perawatan seperti laser atau peeling dapat menyebabkan peradangan lebih lanjut sehingga first line therapy untuk PIH adalah penggunaan produk topikal seperti hidrokuinon (4%), kojic acid, niacinamide (4%), arbutin, vitamin C, ekstrak licorice dan retinoid yang berpotensi bermanfaat untuk mengatasi kondisi ini. Meskipun demikian, efikasi produk topikal/skincare memiliki efek yang minimal sehingga pengobatan terbaik adalah penghindaran sinar matahari, penggunaan tabir surya (sunscreen/sunblock) dan bersabar karena PIH dapat membaik seiring waktu. Selain produk tersebut penggunaan eksfoliasi secara teratur dapat membantu, tetapi hindari eksfoliasi yang berlebih karena dapat menyebabkan post inflammatory erythema.


  • Hidrokuinon - zat pemutih yang paling sering digunakan untuk pengobatan kasus pigmentasi seperti kulit kusam dan flek. Hidrokuinon menghambat aktivitas enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan pigmen melanin dan dapat dapat menyebabkan kerusakan terhadap enzim tirosinase serta sel-sel melanosit (sel penghasil pigmen
  • Kojic acid atau asam kojik – menghambat pembentukan tirosin (asam amino yang dibutuhkan untuk memproduksi pigmen melanin).
  • Niacinamide - dapat memperbaiki skin barrier, menghidrasi kulit, mengkontrol sebum dan mencerahkan kulit.
  • Arbutin – turunan dari hidrokuinon, ia menghambat pembentukan melanin sehingga dapat mencerahkan kulit dan menyamarkan hiperpigmentasi (kehitaman pada kulit).
  • Vitamin C - antioksidan dan memiliki sifat anti-inflamasi yang efektif untuk mengurangi eritema wajah. 
  • Licorice extract - memiliki kandungan vitamin B1. B3, B5, serta vitamin E yang kaya akan anti-oksidan dan mengandung banyak mineral yang berguna untuk tubuh sehingga dapat mencerahkan, melembabkan, serta melindungi kulit.
  • Retinoid - meningkatkan regenerasi sel kulit dan memicu komedo keluar sehingga mengurangi jumlah komedo. Retinoid dapat mengakibatkan kulit lebih kering, disarankan untuk gunakan dengan pelembab.

  • Chemical Peeling

Chemical peeling superfisial yang menembus ke dalam dermis papiler secara umum dapat ditoleransi dengan baik dengan hasil klinis yang baik. Namun, pemilihan kimia dan cara pemberiannya harus dengan seksama dan hati-hati untuk menghindari iritasi, yang dapat memperburuk PIH dan menyebabkan komplikasi lainnya, seperti daerah baru dispigmentasi, pembentukan keloid, atau jaringan parut hipertrofik. Sebagian besar chemical peeling superfisial dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit Fitzpatrick tipe IV - VI. 

Pemakaian sunscreen atau sunblock juga sangat penting untuk digunakan untuk mencegah dan menghindari PIH memburuk setelah tindakkan.


  •  Dermabrasion atau Microdermabrasi

Keduanya adalah teknik pengelupasan kulit menggunakan alat dengan berputar atau digosok di permukaan kulit wajah dengan bertujuan untuk mengangkat kulit mati atau kulit terluar wajah sehingga dapat meningkatkan produksi kolagen, mencerahkan kulit, menggencangkan kulit, menyamarkan bekas luka dan kerutan halus (tergantung dari alat yang digunakan). Ia dapat dilakukan bersamaan terapi topikal agar lebih bermanfaat untuk PIH. Penggunaan dermabrasi pada lapisan atas dermis dan lapisan tengah dermis dapat meningkatkan kejadian PIH. 

  • Laser resurfacing

Laser resurfacing atau peremajaan kulit dengan laser adalah prosedur nonsurgical yang memanaskan lapisan bawah kulit. Laser menyebabkan kerusakan mikro dan memicu respons penyembuhan kulit. Saat kulit beregenerasi, warna dan teksturnya dapat membaik. Perawatan ini biasanya digunakan untuk memperbaiki garis-garis halus dan kerutan, bekas jerawat, bintik-bintik hitam, dark circles, kulit kusam, dan perubahan warna. Laser juga dapat membantu mengencangkan kulit yang kendur.


Laser yang paling banyak dipelajari untuk PIH adalah laser Q-switched Nd: YAG, ia telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Namun, penggunaan laser dalam penanganan PIH masih kontroversial dan sebaiknya digunakan pada PIH yang tidak respon terhadap terapi topikal atau kombinasi dengan chemical peeling.


Laser lainnya yang biasa dipakai untuk hiperpigmentasi adalah:

    • Pigment-targeted pulsed dye laser
    • Q-switched neodymium : yttrium-aluminum-garnet laser (532/1,064 nm)
    • Q-switched ruby laser
    • Q-switched alexandrite laser 
    • Diode laser
    • Pulsed light source
    • Fractionated 1,440-nm, 1,540-nm, 1,550-nm, 1,927-nm lasers

REFERENSI


Davis EC, Callender VD. Postinflammatory hyperpigmentation: a review of the epidemiology, clinical features, and treatment options in skin of color [Internet]. J Clin Aesthet Dermatol. 2010 [cited 7 January 2020];3(7):20‐31. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2921758/


Sarkar R, Garg V, Arya L, Arora P. Lasers for treatment of melasma and post-inflammatory hyperpigmentation. Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery [Internet]. 2012 [cited 2020Feb3];5(2):93. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3461803/


Baumann L, Saghari S, Weisberg E, Allemann IB. Cosmetic dermatology: principles and practice. 2nd ed. New York: McGraw Hill Medical; 2009.


Agbai O, Hamzavi I, Jagdeo J. Laser Treatments for Postinflammatory Hyperpigmentation. JAMA Dermatology [Internet]. 2017Jan [cited 2020Feb4];153(2):199. Available from: https://www.researchgate.net/publication/311658919_Laser_Treatments_for_Postinflammatory_Hyperpigmentation_A_Systematic_Review

Related Articles

Bekas Jerawat/Luka Kemerahan

Kondisi ini ditandai dengan adanya bekas jerawat berwarna kemerahan yang menyeluruh tanpa telangiectasia. PIE disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah kecil pada permukaan kulit yang terjadi saat penyembuhan luka akibat radang dan diperburuk oleh penipisan epidermis. PIE umumnya terjadi karena penggunaan skincare yang mengiritasi, memencet jerawat atau  sinar ultraviolet (UV). Berbeda dengan kemerahan lainnya, PIE tidak hilang dengan penekanan.

Jerawat Papul-Pustul

Papul dan pustul merupakan salah satu keadaan atau fase terbentuknya jerawat. Apabila jerawat sudah sampai tahap ini, maka ia membutuhkan tatalaksana yang lebih menyeluruh namun pengobatan juga bergantung dari luas lesi jerawat tersebut.

Komedo

Komedo hitam (komedo terbuka) adalah suatu proses penyumbatan kotoran, debris, sel kulit mati yang teroksidasi oleh udara, disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat sebagian. Sedangkan komedo putih, adalah kotoran, debris, dan sel kulit mati yang betul-betul terpendam di dalam pori-pori sehingga hanya terlihat seperti small bumps atau bruntus kecil yang mengganggu.

Bekas Luka Hipertrofik

Bekas luka hipertrofik adalah bekas luka yang naik ke atas dan yang tidak menyebar ke jaringan sekitarnya, biasanya ia mengalami regresi secara spontan (berbeda dengan keloid).  Bekas luka hipertrofik dapat terjadi 40-70% pasca-operasi dan >90% pasca luka bakar dengan insidens tertinggi pada usia 20-30 tahun.

Keloid

Keloid adalah proliferasi jaringan fibrosa jinak yang bisa muncul secara spontan atau akibat trauma (luka) di kulit. Keloid dapat dicetuskan karena bekas jerawat, luka bakar, bekas operasi dan apa saja yang membuat trauma di kulit.