Beruntusan
Author dr. Charlene Janice;
Last updated on May 10, 2021
Beruntusan bukan merupakan diagnosis medis, melainkan merupakan sebuah keadaan atau gejala dari suatu kelainan kulit. Bruntusan merupakan keadaan kulit di mana terdapat bintil-bintil kecil di kulit (wajah maupun tubuh), seringkali disalahartikan sebagai milia. Sebagian besar bruntusan tidak berbahaya, namun dapat mengganggu terutama penampilan.
Berikut adalah beberapa penyebab bruntusan dan bagaimana cara menanganinya.
- Kulit kering/Dehidrasi
Kandungan air atau kelembaban di kulit mempertahankan kelembutan dan fleksibilitas dari stratum corneum (lapisan paling luar kulit). Apabila kandungan air dan minyak kurang, maka kulit akan terasa kaku dan rapuh. Kolesterol sulfat juga sangat mempengaruhi proses regenerasi kulit, yaitu dengan cara menghambat suatu enzim (protease) yang penting dalam proses deskuamasi atau pengelupasan kulit. Kolesterol sulfat baik untuk menjaga stabilitas lapisan lemak di bagian lebih dalam pada kulit.
- Comedones
Komedo hitam dan komedo putih seringkali mendahului timbulnya jerawat. Pembentukan komedo sendiri disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain: peningkatan hormone androgen (terutama testosteron) sehingga meningkatkan produksi minyak/sebum yang apabila tidak dibersihkan dengan baik dan benar dapat menyumbat pori-pori dan terbentuklah komedo. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan komedo adalah proses pengelupasan dan regenerasi kulit yang tidak baik sehingga pori-pori yang harusnya terbuka malah tersumbat dengan kotoran dan sel kulit mati.
- Milia
Milium atau milia dapat terbentuk karena adanya protein keratin yang tersumbat dalam kelenjar pilosebasea kulit atau karena adanya gangguan pada kelenjar pilosebasea sepertu luka bakar. Penyebab pasti bagaimana ia dapat terjadi belum diketahui secara pasti. Penyakit kulit kebanyakan tidak berbahaya dan tidak perlu perawatan khusus karena dapat hilang dengan sendirinya. Namun jika milia membuat ketidaknyamanan dapat dilakukan pengobatan.
- Siringoma
Tanda dan gejala siringoma adalah timbulnya papul-papul kecil, seperti bruntusan yang jumlahnya banyak, berukuran kecil, halus, berwarna serupa dengan kulit, biasanya terletak pada lipatan mata bagian bawah. Lokasi lain seperti kulit kepala, ketiak, perut, dahi, sampai kemaluan juga dapat terjangkit.
- Malassezia folliculitis/Pityrosporum folliculitis
Berawal dari kelenjar sebasea/kelenjar minyak yang tersumbat (sebagian besar oleh minyak/sebum, dapat ditambah kotoran dan sisa sel kulit mati) dihuni oleh jamur Malassezia sp, merupakan jamur yang normal berada dalam folikel rambut, namun jarang di permukaan kulit. Ditopang oleh asam lemak bebas dan trigliserida yang merupakan makanan utama jamur, maka Malassezia berkembang pesat dalam folikel rambut menghasilkan kondisi kulit yang menyerupai jerawat.
Bentuk lesi yang timbul antara lain adalah papul berwarna kemerahan, seperti bintil-bintil kecil berbenjol-benjol (small bumps) yang menyerupai jerawat. Warna dapat kemerahan atau serupa dengan warna kulit, berukuran hampir sama besar, terkadang dapat terasa gatal atau sedikit nyeri. Lokasi timbulnya adalah di bagian yang seringkali berminyak, T-zone, punggung, dada, pangkal rambut, atau leher.
- Keratosis pillaris
Keratosis pillaris merupakan kondisi umum di mana terdapat sumbatan folikel keratosis. Dapat timbul kemerahan di sekitarnya, pada beberapa individu dapat sangat nyata hingga terlihat mengganggu. Lokasi paling sering adalah pada ekstremitas (lengan dan tungkai) bagian luar, namun bisa juga terjadi pada wajah dan tubuh. Lebih tepatnya, terdapat 2 pola di mana pada awal masa kecil, lengan dan wajah paling sering terjangkit, sedangkan pada usua remaja, paling sering timbul pada lengan sampai tungkai.
- Folikulitis
Folikulitis merupakan infeksi pada folikel rambut, seringkali disebabkan oleh bakteri atau jamur pada beberapa individu. Selain infeksi, dapat terjadi peradangan akibat iritasi kimia atau cidera fisik. Jenis folikulitis yang paling sering terjadi adalah folikulitis superfisial (di bagian permukaan) yang memiliki gejala bintil-bintil (small bumps), dapat diisi oleh nanah/pus, nyeri, gatal, atau tanpa keluhan.
Salah satu tanda khas folikulitis adalah bruntusan/bintil-bintil terjadi pada permukaan yang berdasar rambut, bahkan beberapa kali dapat telrihat rambut yang muncul dari bruntusan/bintil tersebut. Lokasi nya dapat dimanapun, seringkali pada daerah yang berambut (dagu dan pipi, dada, lengan, kaki, ketiak, kemaluan, dll).
- Polymorphic light eruption
Polymorphic light eruption dapat juga disebut “alergi matahari”, merupakan gangguan kulit akibat sensitivitas sinar matahari yang paling sering. Ditandai dengan erupsi papul (bintil-bintil), vesikel (lenting), atau plak yang bisa disertai kemerahan. Timbulnya kelainan kulit dipicu oleh adanya paparan sinar matahari sebelumnya (biasanya dalam hitungan jam). Bersamaan dengan timbulnya lesi, dapat muncul keluhan gatal sampai nyeri atau rasa terbakar.
Penanganan
Pada umumnya, tatalaksana bruntusan adalah kembali menuju penggunaan basic skin care routine. Melihat beberapa penyebab, tentu skin care yang digunakan juga harus disesuaikan, misalnya apabila kelainan kulit lebih ke. arah kulit kering, lebih baik melembabkan, sedangkan bila kemungkinan bruntusan karena komedo, maka lakukanlah eksfoliasi.
- Cuci muka (cleansing)
Penyebab bruntusan yang paling sering adalah terbentuknya komedo, dan faktor yang mempengaruhi pembentukan komedo antara lain kotoran dan sebum/minyak. Hal ini dapat diminimalisir dengan cuci muka dengan baik dan benar. Selain itu juga dapat menggunakan skin care yang mengandung retinoid, niacinamide, sulfur, zinc.
- Eksfoliasi
Eksfoliasi berfungsi untuk memperbaiki regenerasi dan pengelupasan kulit. Terdiri dari eksfoliasi fisik dan kimia. Eksfoliasi fisik dapat dilakukan dengan menggunakan scrub halus dengan menggosok scrub perlahan ke kulit. Ingat hati-hati menggosok, jangan terlalu kencang agak tidak merusak pertahanan kulit. Eksfoliasi kimia seringkali lebih gentle namun perlu disesuaikan konsentrasi bahan eksfoliasi dengan tipe kulit. Bahan yang direkomendasikan antara lain alpha hydroxy acid, beta hydroxy acid, azelaic acid. Selain itu retinoid juga memiliki efek untuk membantu regenerasi.
- Pelembab
Penyebab paling sering kedua dari bruntusan adalah kulit yang kering. Kulit kering biasanya memiliki kerusakan di kulit, sehingga mengakibatkan tekstur yang tidak rata dan terasa kasar. Hal ini dapat diminimalisir dengan cara melembabkan. Pilih pelembab yang memiliki humektan (hyaluronic acid, sodium hyaluronate, gliserin, propylene glycol), disertai bahan oklusif atau emolien (cholesterol, ceramides, petrolatum, shea butter, squalane, squalene).
- Sunscreen
Selain polymorphic light eruption (walaupun dapat berbentuk papul, namun bisa juga bentuk lain seperti lenting dan plak), semua sangat perlu menggunakan sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Fungsinya adalah untuk mencegah timbulnya pigmentasi, terbakar, dan tentunya sebagai anti aging.
- Prosedur kosmetik
- Tindakan ekstraksi komedo (facial) oleh tenaga yang sudah terlatih agar tidak merusak pori-pori dan kulit sekitar komedo, selain itu juga meminimalisir timbulnya radang.
- Chemical peeling yang dilakukan dengan supervisi tenaga terlatih juga dapat dilakukan sesuai dengan target lokasi komedo yang akan dikeluarkan. Chemical peeling bekerja dengan melapisi kulit selama beberapa detik-menit dengan cairan asam sehingga merangsang pengelupasan. Beberapa hari setelahnya terdapat kemungkinan keluarnya komedo-komedo baru dan kulit berwarna kemerahan sebelum akhirnya perbaikan.
- Dermabrasion / Microdermabrasion
Prosedur mikrodermabrasi adalah proses peremajaan kulit dengan cara mengelupas bagian permukaan kulit (superfisial) di mana stratum korneum (lapisan kulit paling luar) dilepas dengan proses abrasi ringan. Terdiri dari diamond dermabrasion, dermarolling, dermaplanning, dermabrasi. Mikrodermabrasi dapat digunakan untuk mengatasi berbagai kelainan kulit seperti: jerawat tanpa radang, bekas jerawat, hiperpigmentasi, dark spot, rough texture, large pores, wrinkles, stretch marks.
-
- Microneedling
Microneedling adalah prosedur peremajaan kulit dengan menggunakan microneedles (jarum kecil) yang ditusuk ke dalam lapisan kulit. Microneedling sendiri dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan yaitu memasukan obat ke dalam lapisan kulit dan induksi kolagen. Microneedling memiliki prinsip penanganan masalah kulit dengan mengandalkan respon penyembuhan normal pada kulit yang dipicu oleh kerusakan/injury yang disengaja (dilakukan dengan jarum kecil/microinjuries secara mekanik). Secara keseluruhan, microinjuries yang dihasilkan oleh tusukan jarum dapat meningkatkan produksi kolagen tipe I, III, dan VII, juga memperkuat lapisan dalam kulit.
Source:
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6139322/pdf/fmed-05-00252.pdf
- Fitzpatrick
- Leslie baumann
- 10.2165/00128071-200304110-00005
- 10.2310/7750.2011.10104
- https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2004.03.011
- A Suva M, M Patel A, Sharma N, Bhattacharya C, K Mangi R. A Brief Review on Acne Vulgaris: Pathogenesis, Diagnosis and Treatment. Journal of Pharmacology. 2014;4(3):1-8
- Oon H, Wong S, Chen Wee AW D, Kwong Cheong W, Leok Goh C, Hee Tan H. Acne Management Guidelines by the Dermatological Society of Singapore. Journal of Clinical and Aesthethic Dermatology. 2019;12(7):34-47.
- https://doi.org/10.1016/B978-0-7234-3655-3.00005-9
- https://www.aafp.org/afp/2002/0701/p119.html