Deodorant vs Antiperspirant, Apa Bedanya ya?

Dari mana asalnya keringat dan bau badan?

Keringat dan bau badan berasal dari kelenjar keringat di dalam tubuh yaitu kelenjar eccrine (terdapat pada seluruh tubuh) dan kelenjar apocrine (terdapat di ketiak dan groin). ketika suhu tubuh naik, kelenjar eccrine akan memproduksi cairan yang akan mendinginkan tubuh. Sedangkan kelenjar apocrine akan memproduksi cairan kental ketika tubuh dalam keadaan stress. Cairan kental ini akan berbau ketika bertemu dengan bakteri di kulit.

Deodorant vs antiperspirant

Ketika tubuh berhenti beraktivitas, maka suhu tubuh akan cenderung mengalami penurunan. Penurunan suhu tubuh setelah beraktivitas dilakukan dengan adanya pengeluaran garam dan air yang dilakukan otomatis oleh tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi bau karena adanya campuran antara lemak, protein, dan bakteri. Disinilah peran deodorant diperlukan.

Deodorant memiliki kandungan antibakteri untuk mengatasi bau badan. Banyak deodorant berbasis etanol dan kemungkinan lebih larut dalam air serta lebih mudah dibersihkan daripada antiperspirant.

Menurut FDA, deodorant masuk ke dalam kategori kosmetik. Sedangkan menurut FDA, antiperspirant masuk dalam kategori drug atau obat.

Antiperspirant berfungsi untuk mencegah keringat berlebih. Antiperspirant mengandung garam berbasis alumunium yang mengurangi keringat dengan membentuk endapan (lapisan) yang secara fisik dapat memblokir kelenjar keringat. Namun, antiperspirant tidak dapat membunuh bakteri penyebab bau badan/ketiak hanya saja dapat mengurangi sumber daya yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri.

Mana yang lebih baik? Tentu berdasarkan kebutuhan kalian masing-masing. Jika kamu bermasalah dengan ketiak yang gampang bau maka deodorant adalah pilihan yang tepat. Tetapi, ketika kamu bermasalah dengan ketiak yang mudah sekali berkeringat bahkan sampai meninggalkan bekas dibaju, maka antiperspirant merupakan pilihan yang baik. Namun, tidak jarang ada produk yang mengandung deodorant sekaligus antiperspirant