Dermaplaning

Author dr. Kusuma Sri Whisnu Puteri;
Last updated on Apr 09, 2022

Apa itu Dermaplaning?

Dermaplaning adalah prosedur eksfoliasi dengan mengangkat sel-sel kulit mati dan rambut dari wajah kita menggunakan blade khusus atau dermatom. Secara harfiah, arti dermaplaning sendiri adalah ‘mencukur’ lapisan kulit. Kulit kita terdiri dari banyak lapisan, dan dermaplaning hanya mengangkat lapisan teratas, yaitu stratum korneum


Prosedur dermaplaning bertujuan untuk membuat permukaan kulit terlihat lebih cerah dan lebih halus, serta membantu memudarkan keriput dan garis halus. Dermaplaning juga dapat membantu menghilangkan rambut pendek dan lembut pada wajah kita, atau sering disebut peach fuzz


Manfaat Dermaplaning

Setiap hari, kulit kita pasti terpapar sinar matahari, polusi dan racun dari lingkungan yang bisa menyebabkan iritasi dan kerusakan. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit kita menjadi kusam dan muncul garis-garis halus, yang membuat kita tampak lebih tua. Dermaplaning berfungsi untuk membersihkan sel-sel kulit yang sudah rusak sehingga sel-sel kulit yang lebih baru akan muncul ke permukaan.


Siapa yang boleh untuk dilakukan Dermaplaning?

Dermaplaning biasanya dilakukan untuk seseorang yang memiliki keluhan:

  • Kulit kasar (rough skin)
  • Kulit kering (dry skin)
  • Kulit kusam
  • Skar/bopeng ringan akibat jerawat
  • Kerutan halus (fine lines)
  • Keriput 

Umumnya, dermaplaning tidak direkomendasikan untuk seseorang yang:

  • Memiliki jerawat aktif 
  • Luka pada kulit
  • Riwayat penyakit diabetes/kencing manis yang tidak terkontrol
  • Kondisi radang pada kulit atau dermatitis
  • Kulit sensitif

Apa yang harus disiapkan sebelum Dermaplaning?

Sebelum melakukan perawatan dermaplaning, konsultasi kepada dokter sangatlah penting. Konsultasi meliputi riwayat kesehatan, jenis kulit, pewarnaan kulit, permasalahan yang dihadapi, serta hasil yang diinginkan. Konsultasi juga membantu untuk menentukan jenis tindakan yang paling tepat untuk permasalahan kulit yang sedang dihadapi, sehingga hasil setelah prosedur juga memuaskan.


Jika sedang memiliki jerawat yang aktif atau wajah yang sedang iritasi dan terluka, biasanya Dermaplaning harus ditunda terlebih dahulu dan menjadwal ulang prosedur ini untuk menghindari iritasi lebih lanjut dan mencegah terjadinya robekan pada permukaan kulit. 

Seperti apa prosedur Dermaplaning?

Dermaplaning dilakukan menggunakan alat bernama dermatome atau blade khusus. Nah, alat ini umumnya terlihat seperti pisau cukur yang biasa digunakan pada rambut tubuh kita. Konsep dasar dermaplaning sesungguhnya sama dengan mencukur, bedanya terletak pada objek yang akan dicukur – kalau di rumah, umumnya kita rmencukur bulu tubuh sedangkan dermaplaning berfungsi untuk mencukur lapisan teratas kulit.


Mulanya, pasien akan dilakukan cleansing atau pembersihan wajah. Kemudian, diposisikan berbaring untuk dipersiapkan tindakan. Tindakan dermaplaning biasanya tidak memerlukan anestesi, karena nyeri yang dirasakan juga minimal. Prosedur ini biasanya menggunakan alat cukur khusus yang disebut blade atau dermatom yang steril untuk mengikis kulit kita.


Alat pencukur khusus dermaplaning akan diarahkan pada sudut sekitar 45 derajat, kemudian alat tersebut akan diseret secara lembut dan perlahan di atas kulit kita. Dengan teknik ini, sel-sel mati, jaringan parut dan kotoran lain yang membuat kulit terlihat kusam dan tidak rata, akan terangkat. Tindakan biasanya berlangsung selama 20-30 menit.

Apa efek samping Dermaplaning?

Beberapa efek samping yang bisa timbul setelah Dermaplaning adalah:

  • Kemerahan dan bengkak pada wajah
  • Pengelupasan kulit
  • Iritasi kulit
  • Sensasi terbakar pada kulit wajah
  • Rasa nyeri pada kulit wajah
  • Kulit menjadi lebih sensitif

Bagaimana perawatan setelah Dermaplaning?

Dermaplaning umumnya tidak memiliki down time. Namun, jenis kulit setiap orang tentu berbeda-beda. Terkadang, kulit bisa mengalami kemerahan, atau sensasi perih tergores dalam 2 sampai 3 hari setelah tindakan. Disarankan menggunakan pelembab untuk membantu proses pemulihan kulit setelah dermaplaning.


Hal yang paling penting tentu harus menjauh dari paparan sinar matahari, karena lapisan kulit kita baru terangkat, sehingga proteksi terhadap sinar matahari juga menurun. Penggunaan sunscreen atau tabir surya juga hal yang sangat penting. Jika terjadi kerusakan akibat sinar matahari, efek dermaplaning justru tidak terlihat, atau malah bisa membuat flek atau bercak-bercak pigmen di kulit yang baru terkikis. Pastikan penggunaan sunscreen juga diulang sesuai dengan SPF nya, ya!

Dermaplaning vs Microdermabrasion vs Microneedling

Pasti beberapa prosedur ini sudah sering terdengar, kan. Tapi sebenarnya, apa sih bedanya? Yuk dibaca di bawah ini!

Referensi:

  1. Pryor L, Gordon C, Swanson E, Reish R, Horton-Beeman K, Cohen S. Dermaplaning, Topical Oxygen, and Photodynamic Therapy: A Systematic Review of the Literature. Aesthetic Plastic Surgery. 2011;35(6):1151-1159.
  2. Townsend R. The Use of Advance Dermaplaning in Clinical Skin Care and Treatment. Clinical Dermatology Research Journal. 2017;2(2).
  3. Stanford Healthcare. Dermabrasion/Dermaplaning [Internet]. Stanfordhealthcare.org. [cited 19 March 2022]. Available from: https://stanfordhealthcare.org/medical-treatments/d/dermabrasion-dermaplaning.html
  4. Hopkins Medicine. Dermabrasion and Dermaplaning [Internet]. Hopkinsmedicine.org. [cited 19 March 2022]. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/dermabrasion-and-dermaplaning
  5. American Academy of Dermatology Association. Microdermabrasion: Overview [Internet]. Aad.org. [cited 19 March 2022]. Available from: https://www.aad.org/public/cosmetic/age-spots-marks/microdermabrasion-overview
  6. Healthline. Microdermabrasion vs. Microneedling [Internet]. Healthline. 2019 [cited 19 March 2022]. Available from: https://www.healthline.com/health/microdermabrasion-vs-microneedling