IPL Therapy

Author dr. Gerry Tanzil;
Last updated on May 02, 2021

IPL
Apa itu?

Intensed Pulsed Light (IPL) adalah tindakan perawatan kulit yang menggunakan cahaya intensitas tinggi dengan perpaduan beragam gelombang untuk mentarget bagian-bagian tertentu pada lapisan kulit. Cahaya yang dipancarkan memiliki banyak fungsi berdasarkan tujuan dan cara penggunaan nya; hal ini mencakup dari: peremajaan kulit dan anti-aging, mengatasi jerawat, menghilangkan noda atau flek, hingga menghilangkan rambut (hair removal). 

Penggunaan sinar infrared polikromatik untuk kulit sudah digunakan sejak tahun 1976, sedangkan mesin IPL sudah digunakan sejak tahun 1996. Mesin IPL merupakan sebuah alat non-laser yang dapat memancarkan cahaya flash yang bersifat polikromatik, non-koheren, dan tidak terkolimasi (pancaran cahaya-nya cenderung divergen dibandingkan konvergen). Cahaya yang dipancarkan oleh mesin IPL biasanya memiliki panjang gelombang antara 420 – 1400nm (bergantung pada alat). Berbeda dengan laser, IPL memiliki jarak panjang gelombang yang lebar, sehingga cahaya yang dipancarkan dapat mengenai banyak target sekaligus. Untuk mengatasi hal ini, mesin IPL seringkali menggunakan cutoff-filter khusus yang dapat menyempitkan spektrum cahaya yang terpancar sesuai target yang diinginkan. 

FAQ: PERBEDAAN DENGAN LASER 

LASER (yang merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) bersifat monokromatik. Artinya, kebanyakan laser hanya memancarkan cahaya dengan 1 panjang gelombang tertentu. Laser bersifat sangat selektif dan spesifik. Hal ini berbeda dengan mesin IPL yang bersifat polikromatik. IPL memancarkan cahaya dengan berbagai panjang gelombang, sehingga akan mengenai beberapa target sekaligus.

  • Cahaya laser bersifat high-intensity, dibandingkan IPL yang low-to-medium-intensity. Energy cahaya dan thermal yang dihantarkan oleh laser jauh lebih besar daripada IPL. 
  • Cahaya laser bersifat koheren; hal ini berarti semua gelombang cahaya pada satu denyut dipancarkan serentak dalam 1 fase gelombang. Hal ini tidak diatur pada IPL. 
  • Cahaya laser bersifat single-direction atau konvergen dan hanya memancarkan cahaya ke 1 titik terarah. Cahaya laser tidak berpencar dan tidak berbenturan, sehingga dapat secara jitu mengenai target yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan IPL yang sifatnya divergen dan tidak dikontrol ke satu titik tertentu. 
  • Karena sifat laser yang highly-selective dan high-intensity, terapi laser secara umum akan lebih efektif daripada IPL. Pada satu sisi, hal ini berarti hasil terapi laser akan tampak lebih cepat, dengan jumlah sesi yang lebih sedikit. Laser juga dapat mencapai penetrasi yang lebih dalam, sehingga dapat mentarget beberapa lapisan kulit yang sulit dijangkau IPL. Pada sisi lain, hal ini juga berarti biaya yang lebih tinggi, risiko efek samping yang lebih besar, dan down-time (masa penyembuhan atau recovery) yang lebih lama. Sebaliknya, IPL yang limited-selective dan medium-intensity lebih jarang menimbulkan efek samping dengan down-time yang lebih cepat. Akan tetapi, hal ini juga berarti IPL memerlukan jumlah sesi pengulangan yang lebih banyak, dan kadang tidak dapat melakukan penetrasi ke lapisan kulit yang terlalu dalam. 

MEKANISME KERJA 

Walaupun mekanisme kerja IPL bergantung pada masing-masing alat, secara umum mesin IPL modern menggunakan teknologi gas xenon sebagai sumber cahaya. Aliran listrik pada ruangan gas xenon akan menyebabkan kilatan cahaya. Kilatan cahaya tersebut akan dihantarkan ke sebuah blok yang terbuat dari batu sapphire atau quartz, dan kemudian ke kulit pasien. Mesin IPL modern juga menggunakan teknologi pendingin (cryogen spray, pendingin kontak, dsb.) untuk melindungi kulit dari konduksi panas cahaya.

Energi dari mesin IPL yang dihantarkan secara radiasi dapat berupa energi cahaya maupun thermal. Prinsip utama IPL dalam terapi dermatologi adalah transfer energi pada kromofor dalam kulit. Kromofor pada kulit merupakan unsur yang dapat menyerap energi cahaya. Tiap jenis kromofor memiliki afinitas terhadap gelombang cahaya tertentu yang dapat diserap. Tiga kromofor utama yang sering ditarget pada tindakan IPL adalah: i) hemoglobin, ii) air, dan iii) melanin. Energi yang dipaparkan terhadap kromofor tersebut dapat menyebabkan beberapa hal yang berbeda, seperti: pemanasan, stimulasi sel baru atau extracullar matrix (seperti kolagen), hingga bahkan photothermolysis atau nekrosis (seperti pada kasus hair removal). 


Mesin IPL akan memancarkan cahaya dari spektrum gelombang yang cukup lebar (dari spektrum cahaya tampak hijau, kuning, merah, hingga infrared) pada saat yang bersamaan; keuntungan hal ini adalah IPL dapat mentarget beberapa kromofor sekaligus. Akan tetapi, hal ini juga berarti bahwa kromofor-kromofor yang bukan merupakan target, atau sel dan jaringan di sekitarnya dapat terpengaruh juga. Untuk menghindari hal ini, IPL seringkali digunakan bersama filter panjang gelombang spesifik untuk meminimalisir paparan cahaya terhadap unsur-unsur yang bukan target. Filter yang tersedia bervariasi tergantung pada alat yang digunakan. Adapun filter yang tersedia antara lain adalah dengan panjang gelombang: 515, 550, 560, 570, 590, 615, 645, 690, and 755nm. IPL diharapkan dapat mentarget kromofor-kromofor tersebut secara semi-selektif. Selain itu, cahaya dari mesin IPL juga dapat diatur dari segi: intensitas cahaya, durasi cahaya, sequence, delay time, dsb. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas terapi dan meminimalisir efek samping. 

Perlu diketahui juga bahwa kebanyakan kromofor memiliki spektrum absorpsi cahaya yang lebar atau berupa range, sehingga cahaya yang digunakan untuk mentarget kromofor tidak wajib monokromatik (seperti laser); cahaya polikromatik dari mesin IPL juga dapat menyebabkan perubahan seluler pada kromofor kulit, walaupun dengan intensitas energi yang lebih rendah.

FUNGSI IPL YANG BERVARIASI 

IPL dapat digunakan untuk berbagai tujuan, dan dapat diaplikasikan pada beragam skin concern

1) LESI VASKULAR 

In other words: lesi dari pembuluh darah, telangiektasis, lesi kemerahan 

Lesi vaskular adalah luka, jejas, flek, atau kondisi pada kulit yang berasal dari pembuluh darah atau limfe. Hal ini dapat bervariasi dari telangiektasis, varises, purpura, angioma, granuloma, port-wine stains, dan masih banyak lainnya. IPL dapat digunakan untuk menghilangkan lesi-lesi vaskular yang bersifat superfisial (di permukaan), sedangkan untuk lesi vaskular yang besar atau terletak di bagian dalam kulit, penetrasi IPL cenderung minimal sehingga kurang efektif. Perlu diketahui bahwa terapi gold-standard untuk lesi vaskular yang besar atau menonjol tetap merupakan skleroterapi; namun skleroterapi juga memiliki risiko efek samping seperti reaksi alergi dan perubahan warna kulit, hingga thrombophlebitis, thromboemboli, atau nekrosis jaringan (jarang). IPL telah menunjukkan hasil yang memuaskan pada terapi rosasea, cherry angioma, telangiektasis superfisial, malformasi kapiler, hemangioma kavernosa, port-wine stains, hingga poikiloderma of Civatte. Untuk lesi pembuluh darah yang lebih besar, perlu digunakan laser (Alexandrite, Diode, Nd:YAG, dsb.), skleroterapi, atau teknik lain. 

Beberapa tujuan IPL untuk lesi adalah uniform heating dari pembuluh darah, koagulasi dan destruksi pembuluh darah, atau mentarget hemoglobin (oxyhemoglobin, deoxygented hemoglobin, atau methemoglobin) untuk menghilangkan lesi vaskular. Kromofor vaskular/pembuluh darah biasanya memiliki absorption peak (puncak penyerapan) cahaya dengan panjang gelombang 418, 542, dan 577 nm. Teknik IPL yang digunakan bervariasi tergantung dengan kondisi kulit yang akan diterapi, biasanya digunakan teknik IPL dengan pulse duration yang lebih lama; hal ini bertujuan untuk menghangatkan pembuluh darah secara merata dan menurunkan risiko

hiperpigmentasi dan purpura post-terapi. Biasanya digunakan IPL dengan single, double, atau triple pulse dengan pulse duration 2-25ms dan delay time antar pulse 10-500ms. Berikut beberapa contoh setting dari IPL yang digunakan: 

  • Lesi kapiler dan vena wajah: triple-pulse IPL dengan filter 590nm, pulse time 2.4 – 3.5 ms, delay time 25-30 ms, energy flow 50-56 J/cm2
  • Telangiektasis: double-pulse IPL dengan filter 570nm, pulse time 2.8 – 4.5ms, delay time 30ms, energy flow 38-42 J/cm2

Tahap akhir (endpoint) yang diharapkan dalam terapi adalah tampaknya eritema perifer lesi, blanching, dan hilangnya kapiler/pembuluh darah. 

2) DISKROMIA (LESI PIGMENTASI) 

In other words: noda kehitaman, flek, uneven skin tone, kulit kusam, dsb. 

IPL juga dapat digunakan untuk mengkoreksi kelainan warna kulit, yang disebut juga sebagai diskromia. Diskromia dapat berupa lesi hiperpigmentasi (noda/flek dengan warna kulit yang lebih tua dibanding kulit sekitarnya) atau lesi hipopigmentasi (noda/flek dengan warna kulit yang lebih muda dibanding kulit sekitarnya). Diskromia merupakan kondisi kelainan pigmentasi pada kulit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan melanin. 

Lesi hiperpigmentasi cenderung diakibatkan oleh paparan sinar UV berkepanjangan, yang mencetuskan produksi melanin berlebih. Selain itu lesi hiperpigmentasi juga dapat diakibatkan oleh obat-obatan, bekas luka, atau bekas prosedur medis tertentu (post-inflammatory hyperpigmentation/PIH akibat laser, dsb). IPL telah dilaporkan efektif dalam menangani bermacam jenis lesi hiperpigmentasi, terutama: freckles (ephelides atau sunspots), lentigo solaris, dsb. Kromofor melanin dilaporkan memiliki preferensi penyerapan panjang gelombang 630 hingga 1100nm. Mekanisme kerja IPL untuk lesi hiperpigmentasi adalah diferensiasi keratinosit secara cepat akibat transfer energi radiasi thermal dari cahaya; hal ini menyebabkan transfer melanosome dan

keratinosit tua/nekrotik, diikuti penggantian dengan sel baru. Tahap akhir (endpoint) yang diharapkan saat terapi adalah penggelapan lesi; hal ini akan mengering (menjadi krusta) dalam 1-2 hari dan mengelupas dengan sendirinya dalam 7 hari. 

Jumlah sesi yang dibutuhkan untuk menghilangkan diskromia bervariasi, beberapa studi melaporkan hasil yang memuaskan setelah 3-6 sesi dengan jarak 3-4 minggu/sesi. Akan tetapi, hal ini bergantung dengan tingkat keparahan lesi penderita. Beberapa lesi lama yang terletak sangat dalam di lapisan bawah kulit kadang sulit untuk diterapi dengan IPL dan cenderung menetap. 

Untuk lesi hipopigmentasi, kegunaan IPL lebih terbatas. Beberapa studi melaporkan adanya perbaikan lesi hipopigmentasi setelah prosedur IPL. Akan tetapi beberapa studi sebaliknya melaporkan perburukan atau hipopigmentasi sebagai efek samping utama setelah IPL, sehingga IPL kurang disarankan. Untuk kebanyakan kondisi kulit hipopigmentasi, pilihan terapi lebih mengarah ke terapi sinar ultraviolet (UV-B atau PUVA), krim calcineurin inhibitors (cth: takrolimus, pimekrolimus), atau dengan glukokortikoid (baik topikal maupun oral) pada kasus autoimun seperti vitiligo. 

Catatan: IPL juga dilaporkan tidak dapat menghancurkan tinta, sehingga tidak efektif untuk menghilangkan tato. 

3) PHOTOREJUVENATION & ANTI-AGING 

In other words: penuaan wajah, keriput, mengencangkan kulit, peremajaan kulit 

IPL juga memiliki efek anti-aging dan photorejuvenation (peremajaan kulit) yang dapat digunakan untuk menghambat tanda-tanda penuaan. Proses penuaan terjadi akibat berbagai faktor (baca artikel mengenai PENUAAN & AGING click here), sehingga menyebabkan keriput/kerutan pada kulit (rhytids), kulit kusam, hingga penurunan elastis kulit akibat hilangnya struktur-struktur penyokong kulit.

Cahaya yang dihantarkan IPL dapat digunakan untuk menghangatkan serat kolagen untuk menyebabkan kontraktur atau perubahan struktur. Hal ini meningkatkan elastisitas kulit dan membuat kulit menjadi lebih kencang. Ditambah lagi, stimulasi thermal dari sel fibroblast kulit juga meningkatkan pembentukan protein ECM (extracellular matrix) yang akan membantu mengisi volume kulit. Hal-hal ini akan membuat kulit tampak lebih muda. Pada sebuah studi, kulit yang diterapi dengan IPL panjang gelombang 570 - 645nm, ketika diperiksa secara mikroskopis menunjukkam adanya: penurunan horny/keratin plugs, pembentukan rete ridges baru, penurunan serat elastin tua, dan pembentukan kolagen baru. Studi lain juga melaporkan bahwa cahaya IPL dengan panjang gelombang 1200nm akan diserap oleh kromofor air di kulit, yang menyebabkan reaksi sitokin (sel-imun) yang meningkatkan pembentukan kolagen tipe I, kolagen tipe II, dan elastin. 

Berdasarkan studi yang ada, hasil untuk anti-aging dan photorejuvenation dari IPL dapat dilihat setelah 4-6 sesi pengulangan. Terapi keriput bagian perioral (sekitar mulut) dan periorbital (sekitar mata) diamati memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Akan tetapi, hasil kurang memuaskan pada keriput yang dalam atau sangat berlekuk (deep furrows). Beberapa studi juga melaporkan adanya efek sinergistik pada terapi kombinasi IPL dengan injeksi botoks untuk terapi keriput. 

4) HAIR REMOVAL 

IPL sangat efektif untuk digunakan dalam terapi hair removal atau penghilangan rambut. IPL dapat digunakan untuk menghilangkan rambut di berbagai lokasi pada tubuh secara praktis dan mudah, karena alatnya yang portabel dan area target yang besar. Cahaya dari mesin IPL akan dihantarkan ke batang rambut dan folikel rambut. Energi thermal yang dihantarkan akan menghancurkan bagian papillae dari rambut yang berfungsi untuk menumbuhkan rambut baru. 

Melanin merupakan kromofor yang penting dalam terapi hair removal dengan IPL. Karena hal tersebut, rambut kasar yang berwarna gelap biasanya lebih responsif

terhadap IPL dibandingkan rambut halus yang berwarna terang. Beberapa studi bahkan melaporkan bahwa individu dengan rambut muda/pirang cenderung non-responsif terhadap hair removal dengan IPL, dan sebaiknya menggunakan alternatif lain. Selain itu, folikel rambut di fase pertumbuhan anagen ditemukan paling responsif pada terapi IPL, karena banyak mengandung melanin. Karena tidak semua rambut berada pada fase pertumbuhan yang sama, hal ini juga menjelaskan kenapa dibutuhkan pengulangan sesi. 

Prosedur hair removal dengan IPL akan membutuhkan beberapa sesi pengulangan; setelah beberapa sesi rambut akan perlahan menjadi lebih halus dan jarang sebelum hilang sepenuhnya. Biasanya diperlukan 8-10 sesi untuk hasil yang maksimal. Namun perlu diketahui bahwa berdasarkan beberapa studi, walaupun IPL sangat efektif untuk mengurangi jumlah rambut dan meningkatkan tampak secara visual, IPL seringkali sulit menghilangkan semua rambut. Hal ini dikarenakan kurangnya efektivitas IPL terhadap rambut-rambut halus kecil yang tidak kasat mata. 

5) AKNE VULGARIS 

In other words: Komedo, Jerawat 

Akne vulgaris atau jerawat merupakan kondisi kulit lain yang dapat diterapi dengan IPL. (sebaiknya baca terlebih dahulu artikel mengenai AKNE VULGARIS click here). Target utama IPL pada kasus jerawat adalah menurunkan jumlah infiltrat/sel inflamasi dan menurunkan jumlah kelenjar sebasea. IPL diduga dapat meredakan inflamasi karena adanya efek anti-TNF-α. IPL juga diduga dapat mencetuskan fototermolisis selektif pada pembuluh darah yang menyuplai kelenjar sebasea; hal ini menghancurkan kelenjar sebasea dan menurunkan jumlah produksi sebum. Beberapa studi lain juga menduga adanya efek ROS (reactive oxygen species) bakterisidal IPL terhadap bakteri utama penyebab akne, Propionibacterium acnes pada paparan cahaya dengan panjang gelombang 400, 510, 542, 578, 630, dan 665nm.

GAMBARAN PROSEDUR TINDAKAN 

Tahapan prosedur tindakan IPL beragam, berdasarkan alat yang digunakan dan tujuan yang di inginkan. Tidak ada protokol standar perawatan umum dengan IPL. Prosedur IPL akan sangat bervariasi case-by-case secara individu. Berikut merupakan gambaran tahapan prosedur tindakan secara garis besar: 

  1. Konsultasi dengan dokter untuk memilih protokol terapi yang terbaik untuk tiap individu. Hal ini mencakup seleksi kontraindikasi dan memastikan bahwa individu dapat menjalani prosedur IPL. 
  2. Persiapan pasien sebelum prosedur: 
    1. Pembersihan wajah / daerah kulit pasien sebelum tindakan. 
    2. Pemakaian alat pelindung (contoh: kacamata pelindung). 
    3. Pemberian bius topikal (opsional). 
    4. Pemberian gel dingin di area target (opsional). 
  3. Memulai tindakan IPL 
    1. Pengaturan mesin IPL sesuai target yang diinginkan, 
    2. Penempatan kaca handpiece pada area target, 
    3. Sesi terapi dengan IPL (pasien akan melihat kilatan cahaya, biasanya area target akan terasa hangat; pada beberapa kasus dapat timbul sensasi menyengat/terbakar). Sesi dapat berlangsung 15-30 menit sesuai dengan area target yang diterapi. 
  4. Prosedur selesai dan dilanjutkan dengan aftercare. 

AFTERCARE TIPS: 

Setelah menjalani prosedur IPL, berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan untuk menjaga kondisi kulit: 

  • Mencuci wajah masih dapat dilakukan, namun hindari kontak kulit dengan suhu yang terlalu panas (seperti mencuci wajah / mandi dengan air panas) selama 24-48 jam pertama.
  • Hindari pemakaian skincare yang bersifat iritan (terutama exfoliant) selama 24-48 jam. Skincare yang bersifat soothing, calming, dan moisturizer dapat dilanjutkan (hal ini malah dianjurkan karena dapat membantu proses penyembuhan kulit). Namun apabila ragu, skincare sebaiknya ditunda untuk sementara. 
  • Hindari perlukaan pada kulit, jangan menggaruk atau mengelupas kulit secara sengaja. 
  • Hindari kontak langsung dengan matahari terutama 48-72 jam pertama (tergantung dengan prosedur IPL, hal ini dapat berlanjut hingga 1-2 minggu). Gunakan juga tabir surya untuk meminimalisir fotosensitivitas. 
  • Hindari aktivitas fisik/olahraga yang terlalu berat selama 24-48 jam. Olahraga ringan masih dapat dilakukan. 
  • Lanjutkan gaya hidup sehat, makan yang bergizi dan minum air yang cukup untuk membantu proses penyembuhan kulit. 
  • Efek samping seperti kemerahan, kulit kusam, kebiruan, hingga crusting dan kulit yang mengelupas dapat merupakan hal yang wajar dan akan hilang dalam beberapa hari hingga 1-2 minggu. Apabila keluhan menetap, segera konsultasikan kembali dengan dokter anda. 

HASIL SETELAH PROSEDUR IPL 

Hasil setelah prosedur IPL bervariasi, hal ini sangat bergantungan dengan: 1. Kondisi kulit individu 

  1. Skin concern yang ingin ditarget 
  2. Ketebalan kulit 
  3. Sensitivitas kulit individu 
  4. Suhu dan perfusi jaringan kulit 
  5. Jumlah kelenjar sebasea 
  6. Jumlah folikel rambut 
  7. Faktor-faktor individu lainnya 
  8. Alat yang digunakan
  9. Pengaturan alat yang digunakan saat prosedur 
  10. Teknik yang digunakan operator (operator-dependent) 
  11. Faktor-faktor eksternal lain: gaya hidup, nutrisi, aftercare, skincare, dsb. 

Terapi IPL jarang dapat membuahkan hasil yang signfikan secara instan; berbeda dengan laser, IPL biasanya diperlukan pengulangan sesi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biasanya untuk lesi-lesi atau kondisi kulit kecil yang superfisial (di permukaan) perubahan awal dapat mulai terlihat dari 1-2 sesi pertama dan mulai membaik secara signifikan setelah 4-5 sesi. Akan tetapi, untuk lesi-lesi standar atau yang lebih dalam, dapat diperlukan lebih banyak sesi, hingga 6, 8 atau 10 sesi pengulangan. Beberapa studi juga melaporkan hasil setelah lebih dari 10 sesi. Hair removal biasanya memerlukan 8-10 sesi untuk mencapai hasil maksimal. Tapi perlu diingat bahwa hal ini sangat bergantung dengan 5 hal diatas, terutama setting / pengaturan alat yang digunakan saat prosedur. Pengaturan intensitas yang lebih rendah akan membutuhkan lebih banyak sesi, tapi efek samping dan down time yang lebih minimal. Sebaliknya, intensitas yang lebih tinggi akan memunculkan hasil yang lebih cepat, namun efek samping dan down time yang lebih berat. Pengaturan sesi dan faktor individu juga akan memepengaruhi berapa lama sebaiknya jarak antar sesi. Hal ini biasanya berjarak antara 2-6 minggu tergantung dengan masing-masing kebutuhan. 

SAFETY ISSUES 

Tindakan IPL telah mendapat persetujuan dan izin keamanan dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat sejak tahun 1995. Tindakan IPL juga telah mendapat persetujuan keamanan di bidang kesehatan di berbagai negara. Walaupun relatif aman, IPL tetap perlu dilakukan dibawah supervisi dokter yang terlatih. Berikut beberapa contoh kontraindikasi pada tindakan IPL: 

  • Ibu hamil dan menyusui 
  • Luka pada kulit (di daerah yang akan dilakukan IPL) 
  • Memiliki penyakit atau kondisi kulit tertentu (baik akut maupun kronik), seperti: dermatitis atau eczema berat, risiko tinggi scarring 
  • Mengkonsumsi obat-obatan dengan efek fotosensitisasi (beberapa macam antibiotik seperti doksisiklin, isotretinoin, dsb.) 
  • Riwayat berjemun, sunburn, luka bakar atau penggunaan alat berjemur (tanning bed, solarium) dalam 1 bulan terakhir 
  • Riwayat kejang atau epilepsi fotosensitif
  • Riwayat tweezing, waxing, atau prosedur pencabutan rambut lainnya dalam waktu dekat (khusus untuk IPL hair removal
  • Dsb. 

Apabila ada keraguan atau pertanyaan lebih lanjut mengenai eligibilitas atau pemenuhan syarat untuk tindakan IPL, silahkan konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. 

KEUNTUNGAN & KERUGIAN 

PROS (KEUNTUNGAN) 

  • Biaya yang relatif tidak terlalu mahal dibandingkan prosedur/tindakan lain (seperti laser). 
  • Harga alat yang relatif lebih murah. 
  • Nyeri sangat minimal hingga tidak nyeri sama sekali. 
  • Target area dari alat cukup besar, waktu prosedur lebih singkat. Intensitas cahaya lebih rendah, risiko human error lebih kecil. 
  • Dapat digunakan untuk menjangkau banyak daerah kulit. 
  • Fleksibel dan multifungsi, dapat digunakan untuk berbagai tujuan
  • Alat mudah digunakan, learning curve tidak terlalu sulit. 
  • Efek samping cenderung minimal, down-time lebih singkat. 

CONS (KERUGIAN) 

  • Panjang gelombang dari cahaya yang dihantarkan kurang terkontrol (baca perbandingan laser dan IPL). 
  • Sifat cahaya yang dihasilkan/dihantarkan bisa tidak konsisten 
  • Sulit untuk mentarget lesi-lesi yang kecil. 
  • Memerlukan kontak langsung alat dengan kulit pasien, sehingga menghalangi penilaian visual langsung reaksi lokal yang terjadi. 
  • Membutuhkan beberapa sesi pengulangan terapi sebelum muncul hasil. Hasil sangat bergantung pada jenis lesi. Hasil kurang efektif untuk lesi kulit yang berada di bagian dalam, berbentuk nodular, atau berukuran besar. Handpiece yang besar menghambat kemampuan manuver terapis, sehingga sulit mentarget permukaan kulit yang tidak rata. 

EFEK SAMPING 

Efek samping yang berat sangat jarang timbul dibawah pengawasan. Beberapa efek samping diharapkan akan menghilang dalam jangka waktu pendek (hari-minggu). Adapun efek samping yang dapat muncul setelah prosedur IPL antara lain: 

  • Kemerahan: Eritema (kemerahan), inflamasi, lepuh, luka bakar, nyeri, crusting, kulit kusam, mengelupas. 
  • Perubahan warna kulit: Hiper/hipopigmentasi post-inflamasi, diskromia, Pada hair removal: Folikulitis, hipertrikosis reaktif/paradoks 
  • Hingga saat ini belum ada laporan maupun bukti hubungan bermakna antara IPL dan munculnya kanker kulit. Beberapa studi yang meneliti efek IPL terhadap melanoma menemukan bahwa sesi IPL berulang tidak meningkatkan karsinogenisitas dari melanoma dalam studi.

Catatan: risiko hiperpigmentasi dan diskromia meningkat pada populasi kulit hitam atau individu dengan warna kulit yang lebih gelap. 

PERKIRAAN BIAYA PROSEDUR 

Rp 100.000 – Rp 2.000.000 / sesi 

Perlu diketahui biaya dari tindakan IPL sangat bervariasi, berdasarkan: 

  1. Mesin atau teknologi IPL yang digunakan 
  1. Bagian tubuh / daerah kulit yang akan diterapi 
  2. Treatment pendukung lain selama tindakan IPL 
  3. Jumlah sesi yang di inginkan 
  4. Faktor-faktor pribadi, seperti: kondisi kulit dan kebutuhan khusus individu 6. Masing-masing klinik / usaha / lembaga 
  5. Dsb.

REFERENCES 

Ash C, Town G, Whittall R, Tooze L, Phillips J. Lasers and intense pulsed light (IPL) association with cancerous lesions. Lasers Med Sci. 2017;32(8):1927‐1933. 

Babilas P, Schreml S, Szeimies RM, Landthaler M. Intense pulsed light (IPL): a review. Lasers Surg Med. 2010 Feb;42(2):93-104. 

Bjerring P, Christiansen K, Troilius A, Dierickx C. Facial photo rejuvenation using two different intense pulsed light (IPL) wavelength bands. Lasers Surg Med. 2004;34(2):120-6. 

Goldberg DJ. Current trends in intense pulsed light. J Clin Aesthet Dermatol. 2012;5(6):45‐53. 

Husain Z, Alster TS. The role of lasers and intense pulsed light technology in dermatology. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2016;9:29‐40. 

Kumaresan M, Srinivas CR. Efficacy of ipl in treatment of acne vulgaris : comparison of single- and burst-pulse mode in ipl. Indian J Dermatol. 2010;55(4):370‐372. 

Li D, Lin SB, Cheng B . Intense Pulsed Light: From the Past to the Future. Photomed Laser Surg. 2016 Oct;34(10):435-447.

Martella A, Raichi M. Photoepilation and Skin Photorejuvenation: An Update. Dermatol Reports. 2017;9(1):7116. 

Patidar MV, Deshmukh AR, Khedkar MY. Efficacy of Intense Pulsed Light Therapy in the Treatment of Facial Acne Vulgaris: Comparison of Two Different Fluences. Indian J Dermatol. 2016;61(5):545‐549. 

Town G, Botchkareva NV, Uzunbajakava NE, Nuijs T, van Vlimmeren M, Ash C, Dierickx C. Light-based home-use devices for hair removal: Why do they work and how effective they are? Lasers Surg Med. 2019 Aug;51(6):481-490. 

Vaidya T, Kumar D D. Laser Hair Removal. [Updated 2019 Dec 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507861/