Laser
Author dr. Mishael Octaviany Jireh;
Last updated on May 02, 2021
Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti cahaya yang diperkuat oleh rangsangan radiasi. Laser telah diperkenalkan sejak tahun 1960 dan dikembangkan menjadi terapi yang selektif untuk lapisan epidermis (bagian terluar kulit) dan dermis (bagian dalam kulit).
Laser memiliki 3 sifat yaitu :
- Monokromatik 🡪 laser hanya menghasilkan satu jenis gelombang.
- Koheren 🡪 cahaya laser berada dalam fase yang sama.
- Collimated 🡪 cahaya laser memancar ke satu arah yang sama.
Kesimpulan : Laser hanya memiliki satu gelombang yang secara spesifik memancarkan ke satu area target/satu jenis chromophore saja.
Laser yang disinarkan pada kulit akan diserap oleh kulit. Penyerapan pada kulit ditentukan oleh “choromophore”. Chromopores ini merupakan bagian molekul dari kulit yang menerima cahaya laser. Chromopores tersebut antara lain :
- Eksogenous : tinta tattoo
- Endogenous : Air, melanin dan sel darah merah.
Prosedur laser bersifat non-invasive dan dapat digunakan untuk permasalah kulit bagian luar (epidermis) maupun kulit bagian dalam (dermis):
- Jerawat dan luka bekas jerawat atrofik.
- Kelainan pigmentasi (perubahan warna menjadi gelap) pada kulit: keratosis seboroik (benjolan kecoklatan pada lansia), solar lentigines (perubahan kulit menjadi kecoklatan karena sinar matahari), tahi lalat, kutil, dan lain – lain.
- Untuk menghilangkan tato, epilasi (menghilang rambut – rambut), bekas luka (keloid), xanthelasma (gumpalan lemak pada kelopak mata).
- Untuk meremajakan (rejuvenasi) kulit, bekas luka jerawat, stretch mark.
- Kelainan vaskuler di kulit: facial telangiectasias (pelebaran pembuluh darah yang tampak di permukaan kulit), hemangioma (benjolan kemerahan pada kulit bayi), port wine stains (kelainan bawaan lahir kulit bewarna seperti anggur), lymphangioma (tumor jinak pada anak – anak) dan lain – lain.
Kontraindikasi :
- Pasien yang sedang dalam menggunakan pengobatan istotretinoin dalam 2 tahun
- Pasien yang kehilangan struktur kelenjar (luka bakar, radiasi)
- Riwayat infeksi herpes 🡪 laser dapat memicu reaktivasi virus.
Tidak ada rekomendasi khusus untuk usia terapi laser, namun berdasarkan penelitian terhadap bekas luka, usia termuda adalah 17 tahun dan usai tertua adalah 50 tahun.
Cara kerja laser :
1. HiperpigmentasiHiperpigmentasi baik akibat perubahan pada kulit itu sendiri (bekas jerawat, tahi lalat, dan lain-lain) maupun pemakaian tinta pada kulit (tattoo, permanent makeup, dll) dapat ditangani menggunakan laser maupun non-laser (IPL). Laser yang digunakan adalah QS laser antara lain Nd:YAG, Ruby, Alexandrite. Panas dari laser tersebut akan memecah melanosom (tempat pembentukan melanin) dan warna tinta. Namun perlu hati-hati pada pasien berkulit gelap dalam menggunakan QS ruby laser karena meningkatkan risiko hipopigmentasi, sehingga alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan laser QS alexandrite dan Nd:YAG.
Terkhusus hiperpigmentasi akibat tattoo atau makeup permanent, memerlukan terapi laser yang berbeda-beda tergantung jenis warna.
- Warna hitam bisa dengan laser QS ruby, QS alexandrite atau QS Nd:YAG.
- Warna biru dan hijau dengan laser QS ruby, QS alexandrite.
- Warna merah, orange, kuning dengan laser QS Nd:YAG.
Hasil akan terlihat setelah 2 – 3 sesi dengan jarak antar sesi 6 – 8 mingu.
Menghilangkan tato yang dikerjakan secara profesional (tinta berada pada lapisan sub-dermis atau lapisan dalam kulit) memerlukan 6 – 10 kali terapi dengan jarak 6 minggu, untuk tato amatir membutuhkan terapi 3 – 5 kali untuk terapi yang efektif.
2. Kelainan vaskuler
Cahaya laser akan masuk menembus pembuluh darah pada bagian dalam kulit. Cahaya laser akan diserap oleh sel darah merah dan diubah menjadi panas. Panas tersebut akan menyebabkan pembekuan pembuluh darah dan menutup pembuluh darah.
Jenis laser yang digunakan adalah laser khusus untuk vaskuler/pembuluh darah yaitu PDL (Pulsed dye laser). Namun jika lesi >1mm, perlu laser dengan kekuatan yang lebih tinggi seperti LP alexandrite, diode, dan Nd:YAG.
Terapi laser dapat diulang dengan interval 8 – 12 minggu dan memerlukan beberapa terapi hingga hasilnya terlihat.
3. Jerawat dan Luka bekas jerawat
Salah satu penyebab timbulnya jerawat adalah bakteri P.acnes dan produksi sebum/minyak yang berlebihan. Panas pada laser akan masuk kedalam kulit dan mencapai kelenjar sebaceous (kelenjar minyak) sehingga mengurangi produksi sebum/minyak dan mengurangi kolonisasi bakteri P.acnes.
Jenis laser yang digunakan adalah laser diode, PDL.
Akibat inflamasi pada jerawat, sering meninggalkan bekas atau luka yang tidak rata dengan kulit. Dalam pemilihan laser, perlu perhatikan apakah ada jerawat yang masih aktif (jerawat papule/pustule, kemerahan, nyeri) atau tidak.
- Jika tidak ada, maka pemilihan terapi laser dapat berupa laser ablative (CO2 dan Er:YAG) atau laser non-ablative (Nd:YAG, diode, PDL).
- Jika masih ada jerawat yang aktif, terapi laser sebaiknya yang bertujuan untuk menyembuhkan jerawat agar mencegah pembentukan bekas jerawat atrofik. Laser yang digunakan adalah laser non-ablative (PDL, Nd:YAG, diode).
Pemilihan menggunakan laser sebagai terapi jerawat dapat dilakukan jika pasien ingin menghindari pengobatan oral yang memiliki berbagai macam efek samping pada tubuh. Laser dapat dilakukan 1x dalam 1-2 minggu dan pada umumnya memberikan hasil dalam waktu beberapa bulan.
4. Luka hipertrofik, keloid dan strech-mark
Luka hipertrofik dan keloid adalah respon tubuh yang berlebihan akibat kulit yang terluka. Respon yang timbul adalah membentuk kolagen dalam jumlah yang banyak/berlebihan. Panas pada laser bekerja dengan cara mengurai ikatan kolagen dan secara tidak langsung merangsang pembentukan enzim kolagenase (enzim pemecah kolagen).
Jenis laser yang digunakan adalah PDL dan Nd:YAG. Jika luka hipertrofik dan keloid kurang memberikan efek yang maksimal dengan terapi laser, maka bisa dikombinasikan dengan injeksi steroid pada lesi.
5. Menghilangkan rambut (Hair removal)
Laser untuk menghilangkan rambut pada tubuh akan lebih lama dibandingkan pada terapi hiperpigmentasi karena kurangnya melanin pada area sekitar akar rambut. Dengan panjang gelombang laser yang diperpanjang, diharapakan laser akan merambat dari melanin pada batang rambut hingga ke akar rambut dan menghancurkan akar rambut.
Hal-hal lain yang perlu diperhitungkan adalah perbandingan warna rambut dan warna kulit, karena target laser adalah melanin. Laser yang diberikan harus diserap oleh rambut, bukan oleh kulit pasien. Dengan demikian, perbedaan kontras warna antara rambut dan kulit (ex: rambut warna hitam, kulit warna putih) akan memberikan hasil yang maksimal. Ditambah, warna rambut gelap akan lebih mudah menyerap energi laser sehingga hasil lebih maksimal, dibandingkan dengan rambut berwarna terang (abu-abu, blonde).
- Kulit yang lebih terang (Fitzpatrick I-III) menggunakan laser LP ruby.
- Kulit yang sedikit lebih gelap (Fitzpatrick I-IV) menggunakan LP Alexandrite dan laser diode.
- Kulit yang gelap menggunakan Nd:YAG.
Tindakan epilasi dilakukan 3 – 12 sesi, dengan jarak antara sesi adalah 1 bulan. Hasil dapat bertahan selama 6 – 12 bulan dan dapat diulang kembali.
6. Rejuvenasi
Laser dapat digunakan sebagai terapi kosmetik yang bertujuan untuk mengencangkan kulit sehingga kulit/wajah tampak lebih muda. Laser bekerja dengan cara berikatan dengan air yang berada didalam dermis dan menghasilkan panas. Panas tersebut akan merangsang pembentukan kolagen yang baru sehingga kulit tampak kencang.
Terapi laser dapat dilakukan sebanyak 3 – 5 sesi, tergantung kebutuhan, dengan jarak terapi 6 bulan-1tahun (laser ablative) dan 2 – 4 minggu (laser non-ablative).
Laser ablative | Laser non-ablative | |||
Cara kerja |
Laser ablative CO2 diserap oleh air yang ada pada kulit (epidermis dan dermis) 🡪 menghasilkan panas 🡪 terjadi penguapan 🡪 menimbulkan luka. Epidermis : memicu pembentukan sel kulit yang baru 🡪 menghaluskan kulit. Dermis : memicu pembentukan kolagen yang baru 🡪 mengencangkan kulit. |
|
Laser non-ablative diserap oleh air yang ada pada kulit bagian dalam (dermis) 🡪 menghasilkan panas :
Bagian epidermis terlindungi dengan adanya efek pendinginan, membuat luka pada jaringan terkontrol pada dermis. |
|
Indikasi |
|
|
||
Jenis Laser | CO2 |
|
PDL (Pulsed Dye Laser) |
Indikasi :
|
Infrared Laser |
|
|||
Er: YAG |
|
Radio-frequency |
Memberikan efek panas dengan kelebihan : Penetrasi lebih dalam namun suhu lebih rendah dibandingkan laser lainnya. Masuk hingga kedalam jaringan subkutaneus 🡪 mengurangi lemak. |
|
Efek Samping |
|
Secara spesifik :
Er:glass = hiperpigmenasi sementara (dusky appearance), bengkak, kemerahan. |
||
Hasil | Hasil terlihat lebih nyata hanya dengan 1 kali pertemuan. |
Memerlukan beberapa kali pertemuan. Kurang efektif untuk gangguan kulit yang berat seperti kulit keriput yang signifikan.
|
||
Waktu Penyembuhan | Lama 🡪 beberapa minggu hingga bulan. |
Lebih cepat dibandingkan laser ablative 🡪 2-4 hari.
Namun, memerlukan sesi terapi yang lebih sering.
|
Fractional laser skin resurfacing merupakan revolusi terapi laser baik pada laser ablative maupun laser non-ablative. Fractional laser menghasilkan laser berukuran lebih kecil sehingga mengenai hanya pada area target saja dan tidak mengganggu bagian kulit yang sehat. Bagian kulit yang sehat mengandung sel-sel yang membantu penyembuhan kulit bagian luar (epidermis) sedangkan area target yang mengalami kerusakan (dermis) akan memproduksi kolagen yang baru. |
Tingkat keamanan
Bahaya laser umumnya dibagi menjadi bahaya sinar dan bahaya bukan karena sinar.
- Bahaya sinar menimbulkan cedera mata, karena laser bersifat memantul, maka cedera pada mata dapat terjadi sehingga harus menggunakan pelindung mata. Gigi rentan terhadap sinar ultraviolet yaitu laser CO2 dan Er:YAG, sehingga perlu menutup mulut atau dengan pelindung mulut.
- Bahaya bukan karena sinar berasal dari perangkat laser itu sendiri atau interaksinya dengan bahan-bahan di dalam lingkungan bedah, bahan – bahan yang mudah terbakar (kain, makeup, alkohol, rambut) yang menyebabkan kebakaran.
Apakah Ibu hamil bisa melakukan terapi laser?
Laser terapi utuk kepentingan medis seperti kondiloma dapat dilakukan pada wanita hamil, namun untuk kepentingan kosmetik dan epilasi, terapi dengan laser tidak diindikasikan. Pada ibu yang menyusui, terapi dengan laser dapat digunakan, oleh karena sedikitnya penyerapan.
Langkah – Langkah prosedur :
- Membersihkan area sekitar dengan kain kasa yang dicampur cairan infus (NaCL 0,9%) untuk menghilangkan minyak pada kulit
- Memposisikan pasien secara nyaman.
- Menggunakan pelindung mata pada operator dan pasien.
- Menjauhkan benda-benda yang memantulkan cahaya atau benda metalik dekat dengan laser.
- Menentukan laser berdasarkan tipe kulit.
- Memberikan anestesi lokal pada area target.
- Ketika target dibawah epidermis maka harus ada pelindung seperti es, air dingin dan lain – lain yang dapat dilakukan sebelum, saat atau sesudah terapi.
- Durasi laser tergantung luas area target.
- Setelah terapi akan di dinginkan dengan masker atau krim dengan cooling effect untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Tips setelah prosedur
- Mendinginkan kulit untuk meminimalkan pembengkakan dan nyeri dengan krim/masker.
- Antibiotik topikal untuk mengurangi infeksi.
- Menghindari sinar matahari dan menggunakan proteksi seperti sunscreen. (Terutama untuk kulit yang gelap)
- Menggunakan krim steroid/anitibiotik topikal selama 5 hari untuk meminimalkan eritema dan pembengkakan dan mencegah timbulnya jerawat post-terapi.
- Pada terapi untuk menghilangkan tato, luka dijaga lembab dengan krim emolien selama 1 – 2 minggu.
- Jangan merokok atau hindari asap rokok
Intensed Pulsed Light atau disingkat menjadi IPL, merupakan terapi cahaya yang mirip dengan laser. Banyak yang sering mengkategorikan IPL sebagai laser non-ablative, namun pada kenyataannya IPL memiliki sifat yang berbeda dengan laser, sehingga dibedakan dengan laser. Berbeda dengan LED, LED merupakan terapi sinar yang tidak mengandalkan panas dan tidak menyebabkan luka untuk merangsang pertumbuhan sel-sel yang baru. LED bekerja secara langsung kedalam mitokondria sel untu memicu pertumbuhan sel-sel baru.
Untuk pemilihan terapi, kembali lagi kepada dokter yang menangani dan pilihan serta kebutuhan pasien.
Laser | IPL | LED | |
Sifat |
|
IPL bergantung terhadap kekuatan chromophore yang menyerap sinar, tanpa secara khusus menyinari ke area target. |
Tidak menghasilkan panas. Cahaya yang dihasilkan akan diserap oleh mitokondria dan menstimuasi pertumbuhan sel-sel baru 🡪 Menstimulasi sintesis kolagen. |
Jenis |
|
IPL hanya 1 jenis saja tapi memiliki berbagai jenis “filter” yang berfungsi untuk memfokuskan sinar ke area target yang diinginkan. |
|
Kelebihan |
|
|
|
Kekurangan |
|
|
Hasil tidak langsung terlihat nyata saat sesi selesai. Hasil akan terlihat dalam waktu 4-6 bulan. |
Harga |
Tergantung indikasi dan luas area target. Harga mulai dari ratusan ribu hingga ±6 juta rupiah. |
Lebih murah dibandingkan laser. Ratusan ribu hingga ±2 juta rupiah. |
Harga antara 360rb hingga 4 juta bergantung pada jenis LED yang digunakan. |
- Bauman L, Saghari S, Weisberg E. Cosmetic Dermatology. 2th ed. New York: McGraw-Hill; 2009. Chapter 24, Lasers and Light Devices; p 212 – 220.
- Žužul K. The use of lasers in dermatology [dissertation on the internet]. Zagreb: University of Zagreb; 2014. [Cited 28 Mei 2020]. Diambil dari: https://repozitorij.mef.unizg.hr/islandora/object/mef%3A333/datastream/PDF/view
- Moretti S, Kaminer MS, Le Pillouer-Prost A, Campolmi P. Conventional and unconventional use of lasers in skin disorders. Biomed Res Int. 2015;2015:934931
- Gianfaldoni S, Tchernev G, Wollina U, et al. An Overview of Laser in Dermatology: The Past, the Present and … the Future (?). Open Access Maced J Med Sci. 2017;5(4):526‐530.
- Tanna N. Skin Resurfacing – Laser Surgery [Internet]. Medscape; 2015 [Cited: 28 Mei 2020]. Diambil dari: https://emedicine.medscape.com/article/838501-overview
- Vaidya T, Kumar D D. Laser Hair Removal. [Updated 2019 Dec 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing [Cited: 28 Mei 2020]. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507861/
- Trivedi MK, Kroumpouzos G, Murase JE. A review of the safety of cosmetic procedures during pregnancy and lacation. Int J Womens Dermatol. 2017; 3(1): 6 – 10.
- Morais OO, Lemos EFL, Sousa MC, Gomes CM, Costa IMC, Paula CD. The use of ablative lasers in the treatment of facial melasma. An Bras Dermatology. 2013; 88(2):238-42.
- Akaishi S, Koike S, Dohi T, Kobe K, Hyakusoku H, Ogawa R. Nd:YAG Laser Treatment of Keloids and Hypertrophic Scars. Eplasty. 2012.
- Preissig J, Hamilton K, Markus R. Current laser resurfacing technologies: A review that delves beneath the surface. Semin Plastic Surg. 2012; 26(3): 109-116.
- Husain Z, Alster TS. The role of lasers and intense pulsed light technology in dermatology. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatol. 2016;9:29-40.
- Jih MH, Kimyai-Asadi A. Laser treatment of acne vulgaris. Seminar Plastic Surg. 2007; 21:167-174.
- Goldberg DJ (editor). Facial rejuvenation. German: Springer; 2007.