Penuaan / Keriput

Author dr. Kusuma Sri Whisnu Puteri;
Last updated on May 08, 2021

Aging atau penuaan adalah sebuah proses penurunan progresif dari fungsi maksimal dan kapasitas cadangan seluruh organ di tubuh, termasuk kulit. Proses ini terjadi pada tingkat sel dan mencerminkan program genetik dalam menjaga tubuh. Penuaan merupakan fenomena alami yang terjadi pada semua orang.

Kulit adalah penghalang yang memisahkan organ di dalam tubuh kita terhadap lingkungan luar. Selain melindungi tubuh dari kehilangan air dan mencegah infeksi dari mikroba, kulit juga memiliki peran kosmetik yang penting. Sebagai organ yang bervolume, kulit menunjukkan tanda penuaan yang jelas terlihat ketika seseorang menginjak usia lanjut.

Apa aja sih perubahan yang terjadi pada kulit saat kita tua?

Perubahan pada kulit yang berkaitan dengan penambahan usia. Beberapa fungsi kulit yang menurun seiring bertambahnya usia adalah menurunnya proses penggantian sel. Proses penggantian sel – atau epidermal turnover rate – akan berkurang sebanyak 30 – 50% sejak usia 30 tahun dan berlanjut sampai usia 80 tahun, dimana perkembangan dari rambut dan kuku juga ikut menurun. Di usia 30 tahun juga, akan mulai terjadi penipisan lapisan epidermal sebanyak 10-50 persen. Fungsi hidrasi dan melembabkan dari epidermis juga akan mulai berkurang. Sepanjang bertambahnya usia, terdapat 20 – 50% penurunan jumlah sel Langerhans yang berfungsi untuk proteksi kulit dan respon imun. Hal ini menunjukkan adanya penurunan fungsi imun pada kulit kita seiring bertambahnya usia. Kemampuan sel-sel melanosit yang fungsi sebagai protector terhadap sinar UV juga ikut berkurang. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan jumlah melanosit yang aktif. Per 10 tahun, terdapat penurunan 10 – 20% jumlah melanosit dengan enzim aktif yang dapat melindungi kulit kita dari sinar UV. Beberapa fungsi lain yang juga terganggu ketika kulit kita mengalami penuaan adalah kemampuan dalam meregulasi suhu (thermoregulation), fungsi persepsi sensorik pada ujung-ujung saraf di kulit, kemampuan dalam memproduksi keringat, kemampuan dalam memproduksi vitamin D serta pada proses penyembuhan luka.

Gambaran penuaan yang paling sering menimbulkan keluhan adalah wrinkles (keriput).  Kulit yang sudah tua juga umumnya menjadi lebih kering dan kasar, serta tidak lagi elastis dan akan pulih lebih lambat setelah cedera. Fitur histologis dari proses penuaan pada lapisan-lapisan kulit bisa kita lihat pada tabel di bawah ini nih:

Lapisan Epidermis

Lapisan Dermis

Adneksa Kulit

Dermal-Epidermal Junction yang menjadi rata (keriput)

Penurunan volume dari lapisan dermis (atrofi)

Warna rambut menjadi lebih terang (uban)

Penurunan ketebalan

Penurunan jumlah sel mast

Kehilangan rambut (rontok)

Perubahan ukuran dan bentuk sel-sel

Penurunan jumlah sel fibroblas

Bentuk dan komposisi kuku menjadi abnormal

Perubahan atipik dari nucleus sel-sel

Penurunan jumlah pembuluh darah

Jumlah kelenjar di kulit berkurang

Jumlah melanosit menurun

Putaran pembuluh kapiler yang lebih pendek

 

Jumlah sel Langerhans menurun

Komponen saraf pada kulit menjadi abnormal

 

Kulit merupakan organ yang terpapar langsung oleh dunia luar. Sehingga, proses penuaan tidak hanya disebabkan oleh perubahan dalam tubuh, namun juga terpengaruh dari lingkungan sekitar. Penuaan pada kulit terbagi menjadi dua fenomena, yaitu: penuaan intrinsik dan penuaan ekstrinsik. 

Penuaan intrinsik 

Penuaan intrinsik adalah proses fisiologis tubuh yang tak terhindarkan. Kondisi ini menyebabkan lapisan kulit bagian dalam menjadi lebih tipis, kulit menjadi lebih kering, akan muncul kerutan halus serta terjadi atrofi kulit yang bertahap. 

Perubahan yang paling besar terjadi di dalam lapisan sel basal. Sel basal merupakan lapisan terdalam pada epidermis. Penelitian menemukan bahwa seiring bertambahnya usia, proliferasi sel di lapisan basal berkurang. Lapis epidermis menjadi lebih tipis dan area permukaan kontak antara dermis dan epidermis – atau dermo-epidermal junction (DEJ) – ikut berkurang. Hal ini menyebabkan luas permukaan tempat pertukaran oksigen dan nutrisi ke epidermis menjadi lebih sempit dan mengganggu proses proliferasi sel basal. Penuaan seluler, yang ditandai dengan penurunan kemampuan proliferasi pada sel keratinosit, fibroblas, sel mast dan melanosit juga terjadi. Jumlah serabut kolagen dan elastin juga ikut berkurang. Sebuah riset dengan sampel kulit dari berbagai usia menunjukkan adanya peningkatan ekspresi penanda penuaan bernama ß-galaktosidase pada kulit orang-orang berusia lanjut. ß-galaktosidase merupakan sebuah marker atau penanda keberadaan senescent cell, atau sel-sel tua. Adanya ß-galaktosidase menunjukkan bahwa terjadi proses penuaan dan telah terjadi perubahan morfologi dari sel-sel kita. senescent cell atau sel tua biasanya memiliki bentuk yang datar dan ukuran yang lebih besar, serta tidak lagi merespon mitogen (proses pembelahan sel). 

Penuaan ekstrinsik

Paparan radiasi sinar UV merupakan faktor utama penuaan kulit secara ekstrinsik, dimana 80% dari proses penuaan disebabkan oleh penuaan ekstrinsik. Proses yang terjadi ini diakibatkan oleh paparan sinar UV, inframerah, polusi dan merokok dalam jangka waktu yang lama. Berbeda dengan lapisan dalam epidermis yang menipis akibat proses penuaan secara intrinsik, pada penuaan ekstrinsik, lapisan terluar epidermis yaitu stratum corneum, akan menebal dan proses diferensiasi dari keratinosit ikut terganggu, dapat terjadi pula perubahan jumlah pigmen melanin yang berfungsi memberi warna kulit sehingga akhirnya timbul bercak kehitaman atau hiperpigmentasi.  

Pada kulit yang mengalami penuaan ekstrinsik, ekspresi kolagen tipe I dan VII ikut menurun. Kolagen tipe VII merupakan jaringan penahan di daerah dermoepithelial junction (DEJ). Penurunan jumlah kolagen berkontribusi dalam pembentukkan kerutan akibat merenggangnya lapisan epidermis dan dermis. Proses degradasi elastin juga meningkat, sehingga lama kelamaan, kulit akan kehilangan elastisitasnya. 

Tentu ketika kita berkaca, kita jadi mengira-ngira sambil memperhatikan wajah kita. Kira-kira tanda penuaan apa yang bisa kita lihat di kulit? Hal-hal yang sering ditemukan dan menjadi perhatian ketika kulit sudah menua adalah:

  • Wrinkles (keriput atau kerutan, keluhan yang paling sering ditemui pada kondisi kulit yang mulai menua.
  • Xerosis cutis, merupakan kondisi kulit kering dan kasar, di mana jumlah minyak yang diproduksi kelenjar sebasea berkurang sehingga kondisi kulit menjadi lebih kering.
  • Age spots atau lentigo yaitu bercak gelap di sekitar wajah.
  • Senile purpura, merupakan memar dibawah kulit karena pembuluh darah menjadi lebih rentan seiring bertambahnya usia.

Wrinkles atau Keriput tuh sebenernya apa sih?

Wrinkles, yang sering disebut keriput, merupakan sebuah bagian yang normal pada proses penuaan. Terbentuknya wrinkles disebabkan oleh dermo-epidermal junction (DEJ) yang menipis serta berkurangnya jumlah kolagen VII di dalam kulit. Elastisitas dan daya ekstensibilkitas (peregangan) yang menurun dikaitkan dengan peningkatan pembentukkan kerutan, dan keduanya terjadi seiring bertambahnya usia.

Wrinkles dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan perbedaannya secara histologis atau ketika jaringan kulit dilhat di bawah mikroskop:

  1. Atrophic wrinkles merupakan wrinkles yang dapat terbentuk pada seluruh bagian kulit. Kondisi ini umumnya hilang ketika dilakukan traksi pada kulit, terjadi perubahan orientasi postur tubuh dan disebabkan oleh atrofi (kondisi rusak atau hilangnya bagian dari jaringan) dari kandungan matriks di dalam sel kulit. 
  2. Elastotic wrinkles merupakan wrinkles yang muncul pada kulit yang terpapar sinar matahari. Biasanya tidak hilang dengan traksi tegak lurus dan lama kelamaan akan menjadi lesi permanen di kulit.
  3. Expressional wrinkles merupakan wrinkles yang timbul akibat kontraksi otot subdermal. Hal ini terjadi ketika kita melakukan ekspresi wajah tertentu yang menimbulkan kerutan pada kulit. Lesi ini dapat menjadi permanen jika kerutan dilakukan berulang-ulang.
  4. Gravitational wrinkles merupakan wrinkles yang terjadi akibat kulit yang mengendur sebagai respon terhadap gaya gravitasi dan berkurangnya elastisitas kulit. Adanya kompresi, kontraksi serta gaya geser yang diterapkan pada wajah juga memiliki dampak pada perkembangan kerutan.

Nah, terus gimana sih proses penuaan pada kulit kayak gitu bisa terjadi?

Proses penuaan ini bekerja dalam tingkat molecular (yaitu, sangat sangat kecil!)

Mekanismenya terdiri dari berbagai proses. Berikut penjelasan singkatnya:

    • Stress oksidatif
      • Molekul oksigen yang reaktif – terkenal sebagai oksidan atau Reactive Oxygen Species (ROS) atau radikal bebas – sering disebut-sebut sebagai bandit dari proses penuaan. ROS dapat terbentuk akibat proses organel-organel di dalam sel seperti mitokondria, retikulum endoplasmik, dan oksidase dari berbagai macam enzim. Dan, dibawah radiasi UV, produksi ROS juga akan ikut meningkat. Hal ini menyebabkan gangguan pada produksi kolagen. 
    • Kerusakan DNA
      • Paparan terus menerus dari sinar UV akan menyebabkan kerusakan serta mutasi dari DNA. Hal ini mengakibatkan penuaan diri, bahkan keganasan. Ketika DNA menyerap energi dari sinar UV, terjadi penataan ulang struktur nukleotida yang dapat mengakibatkan kecacatan dari untai DNA. 
    • Pemendekkan telomere
      • Telomere merupakan ujung dari kromosom yang berfungsi untuk menyelamatkan kromosom dari degradasi dan abnormalitas. Telomere akan memendek ketika terjadi pembelahan sel. Hal ini menyebabkan jumlah proliferasi sel jadi terbatas dan ikut menghasilkan penuaan seluler. Adanya peningkatan produksi ROS menyebabkan mutasi pada telomere yang akhirnya menyebabkan penuaan dan kematian sel.
    • Akumulasi dari produk Advanced Glycation End (AGE)
      • AGE terbentuk dari proses glycation, yaitu ketika kumpulan protein, lipid atau asam nukleat menjadi terikat dengan glukosa atau fruktosa. Komponen ini dapat menghambat fungsi target molekul. Glycation terlibat pada penuaan intrinsik dan ekstrinsik. Ketika proses ini terjadi, jaringan akan mengalami pengurangan elastisitas dan menurunkan produksi kolagen. 
  • Inflammaging
    • Proses radang yang ringan namun berlangsung lama dicurigai sebagai faktor utama penuaan. Proses ini dikenal sebagai inflammaging, dimana inflammaging juga berperan pada progress penyakit yang berhubungan dengan usia seperti Alzheimer’s disease dan osteoporosis. Pada penuaan kulit, inflammaging distimulasi akibat paparan UV yang meningkatkan ROS. Adanya ROS yang merusak kulit akan menstimulasi rangkaian proses imun yang kemudian menyebabkan radang.

Wow! Ternyata rumit juga ya proses penuaan ini. Lalu sekarang, gimana dong pencegahan dan penanganannya?

Perawatan
Tatalaksana untuk mencegah proses penuaan kulit ini dapat kamu mulai sejak usia 25 tahun loh! Menurut penelitian, fungsi dan komponen kulit sudah mulai menunjukkan perubahan dan penuaan di usia 30 tahun, jadi ada baiknya sedini mungkin kita melakukan tindakan pencegahan dan penjagaan sebaik-baiknya! Nah, coba kita liat apa aja nih kira-kira cara pencegahan dan penanganannya?


Pencegahan




Modifikasi Gaya Hidup


Paparan radiasi sinar UV

Merokok

Polusi

Stress

Diet sehat

Aktivitas fisik


Perawatan Kosmetik

Bahan-bahan yang dapat didapatkan over the counter (OTC) atau dijual bebas


Perawatan kulit harian (skin care)

Penggunaan tabir surya


Modifikasi gaya hidup merupakan faktor penting loh untuk mencegah dan memperbaiki penuaan! Hal-hal yang harus dihindari tentunya paparan sinar matahari, serta penggunaan tabir surya yang rutin. Merokok dan polusi dinyatakan memperberat efek penuaan. Menjaga kesehatan tubuh yang prima dengan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi serta  berolah raga yang rutin. Beberapa kandungan yang dapat membantu pencegahan dan penanganan dari penuaan pada kulit contohnya minyak bunga matahari, jagung, kacang kedelai yang kaya akan tocopherol, wortel, labu, ubi, manga serta papaya yang kaya akan ß-carotene, serta salmon, udang dan lobster yang kaya akan astaxanthin. 


Penggunaan Skin Care

Sifat penghalang (skin barrier) dari kulit yang berfungsi dan sehat merupakan faktor yang signifikan untuk mencegah dehidrasi, penetrasi dari berbagai mikroba, alergen, iritan, ROS serta radiasi. Penggunaan skin care atau melakukan perawatan kulit rutin membantu dalam regenerasi kulit serta menjaga elastisitas dan kelembutan kulit. 


Penanganan

     

Penggunaan Bahan Topikal


Antioksidan

Retinoids


Pengobatan Sistemik 


Antioksidan

Hormone Replacement Therapy




Prosedur Invasif


Chemical Peelings

Intense Pulsed Light (IPL)

Non-ablative laser photo-rejuvenation

Radiofrequency (RF)

Injeksi bahan biostimulant



Penggunaan bahan topikal

Antioksidan

Antioksidan digunakan sebagai salah satu bahan yang juga dapat mencegah penuaan, serta membantu melambatkan proses penuaan dengan menghancurkan radikal bebas yang buruk untuk kesehatan kulit. Antioksidan merupakan agen pereduksi yang dapat memperbaiki kondisi penuaan pada kulit dengan menetralisir reactive oxygen species (ROS) atau radikal bebas yang terbentuk berlebihan sebagai akibat dari penuaan ekstrinsik. ROS dapat menyebabkan degradasi kolagen, dengan mengurangi jumlah ROS tentu mengurangi degradasi kolagen. Tapi perlu diingat ya, bahwa tujuan dari perawatan menggunakan antioksidan adalah untuk menguatkan proses metabolisme oksigen, bukan untuk menghilangkan semua oksidan. Karena sesungguhnya ROS sendiri memiliki fungsi fisiologis di tubuh kita.

Beberapa pilihan antioksidan yang dapat digunakan adalah:

    • Vitamin C (L-ascorbic acid)
      • Vitamin C dengan konsentrasi 5 – 15% terbukti memiliki efek anti-aging dengan menginduksi enzim yang berfungsi untuk produksi kolagen, sehingga dapat membantu meningkatkan jumlah kolagen pada kulit.
    • Vitamin B3 (Niacinamide)
      • Vitamin B3 memiliki kemampuan untuk meregulasi metabolisme sel dan regenerasi sel baru. Pada konsentrasi 5%, vitamin B3 memiliki efek yang poten sebagai agen anti-aging.
    • Vitamin E (α-tocopherol)
      • Vitamin E, selain memiliki fungsi sebagai anti radang, pada konsentrasi 2 – 20% memiliki efek sebagai anti-aging. Vitamin E membantu melembutkan kulit dan meningkatkan kemampuan lapisan terluar kulit untuk menjaga kelembaban, meningkatkan epitelialisasi dan berfungsi sebagai photoprotector kulit.
    • Copper
    • Selenium
    • Antioxidative enzymes, seperti:
      • Superoxide dismutase
      • Catalase
      • Glutathione peroxidase
      • N-acetylcysteine
      • Coenzyme Q10
  •  
    • Bahan alami dari kandungan:
      • Green tea
      • Aloe vera
      • Kacang kedelai

Antioksidan dapat digunakan baik secara topikal (obat oles langsung pada kulit) ataupun secara sistemik (dikonsumsi secara oral ataupun melalui injeksi). 

Retinoids

Retinoids merupakan komponen yang memiliki komposisi kimia yang sama dengan Vitamin A (Retinol) serta derivatnya (retinaldehyde dan tretinoin). Retinoids dapat membantu produksi dari kolagen dan collagenase 1, yaitu enzim yang dapat meningkatkan sintesis kolagen. Retinoids juga terbukti mampu mengurangi tanda-tanda penuaan kulit dini yang diinduksi sinar UV, seperti keriput, hilang elastisitas dan pigmentasi. Tretinoin dengan konsentrasi 0.05% merupakan bahan yang sering digunakan dalam komponen anti-penuaan. 

Hormone Replacement Therapy (HRT)

Selain digunakan dalam pengobatan untuk gejala yang disebabkan oleh menopause, Hormone Replacement Therapy (HRT) juga digunakan untuk memperlambat proses penuaan kulit. Beberapa penelitian menemukan bahwa estrogen memberikan efek yang positif dan protektif pada kulit. Selain meningkatkan kemampuan perbaikan luka, estrogen juga memberikan proteksi terhadap penuaan ekstrinsik. Penggunaan HRT menunjukkan adanya peningkatan hidrasi epidermis, peningkatan elastisitas kulit, menebalkan lapisan kulit, serta mengurangi wrinkles pada kulit. Kuantitas dan kualitas dari kolagen juga ditemukan meningkat. Namun, penggunaan HRT harus dalam pantauan dokter dan harus memenuhi indikasi yaa! Beberapa indikasi dari pemberian HRT adalah munculnya gejala vasomotor (keringat malam dan wajah kemerahan serta kepanasan), gejala pada saluran kencing dan organ reproduksi, serta untuk mencegah osteoporosis. Umumnya HRT diberikan pada wanita yang sudah menopause dan untuk menanggulangi kendala yang terjadi akibat menopause!

Prosedur invasif

Prosedur invasif dilakukan dengan tujuan untuk memperbaharui lapisan epidermis, yang berfungsi untuk memperbaiki wrinkles atau keriput. Epidermis yang telah rusak dapat diganti dengan jaringan yang baru serta untuk menstimulasi pembentukkan kolagen baru. Beberapa prosedur invasif yang bisa menjadi opsi untuk memperbaiki wrinkles yang muncul adalah:

  • Chemical peels
    • Chemical peels merupakan metode untuk menyebabkan ablasi kimia pada lapisan kulit. Proseedur ini berfungsi untuk menginduksi pembentukkan lapisan kulit baru yang rata dan kencang sebagai hasil dari regenerasi dan mekanisme perbaikan setelah peradangan epidermis dan dermis. Chemical peels membantu untuk “meratakan” kulit dimana pada keberadaan wrinkles, kulit menjadi terlipat. Dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan efeknya pada lapisan kulit yang ditargetkan, yaitu menjadi: superficial peels (trichloroacetic acid atau TCA 10-30% dan lipohydroxy acids), medium-depth peels (TCA 30-50%) serta deeps peels (TCA >50% dan phenol). 
  • Visible Light Devices
    • Peremajaan kulit nonablatif atau ‘subsurfacing’ merupakan prosedur singkat dengan teknologi beresiko rendah yang dapat meningkatkan perubahan struktur kulit akibat penuaan, tanpa mengganggu integritas kulit. Mekanisme utamanya adalah dengan denaturalisasi dari kolagen pada lapisan dermal yang kemudian dapat menstimulasi produksi kolagen yang reaktif. 
    • Intense Pulsed Light (IPL)
      • Penggunaan IPL dengan cahaya yang telah difiltrasi ditemukan menghasilkan formasi kolagen baru pada lapisan dermis serta peningkatan jumlah fibroblas. Lentigines atau age spots juga ditemukan berkurang dengan terapi ini.  
  • Non-ablastive laser
    • Digunakan untuk menangani perubahan vascular dan pigmentasi yang ireguler dengan laser yang mengeluarkan cahaya pada gelombang 532-, 585-, 595-, 755-, 800-, and 1064-nm. 
  • Radiofrequency (RF)
    • Penggunaan RF merupakan metode untuk mendapatkan efek pengencangan kulit serta peningkatan kolagen dalam satu kali perawatan. Tidak seperti laser, RF menghasilkan arus listrik yang memproduksi energy thermal melalui resistensi pada dermis dan lemak subkutan. 
  • Injeksi bahan biostimulant 
    • Tujuan dari rejuvenasi kulit adalah untuk meningkatkan produksi fibroblast, membentuk lingkungan fisiologis yang optimal untuk rekonstruksi jaringan kulit, meningkatan aktivitas sel kulit, hidrasi, serta meningkatkan poduksi kolagen, elastin dan asam hialuronat. Efek ini dapat dicapai dengan injeksi produk ke dalam dermis yang mengandung bahan aktif dari berbagi senyawa yang cocok secara biologis dan dapat diserap dengan baik, contohnya: asam hialuronat, vitamin, mineral, nutrisi, hormon, growth factors, serta asam amino. Produk yang diinjeksi di dalam dan bawah kulit untuk memperbaiki fitur dengan augmentasi jaringan lunak disebut dengan fillers. Umumnya mengandung bahan autologous (fibroblast manusia), kolagen, asam hialuronat, implant (silikon, calcium hydroxylapatite, poly-L-lactic acid). Botulinum Toxin (Botox, BTX) digunakan untuk memperlambat tanda penuaan dengan menghilangkan garis wajah dan kerujtan. Botulinum toxin merupakan neurotoxin yang dapat menyebabkan paralisi dari otot yang disuntik, hal ini membantu mengaburkan garis wajah dan wrinkles pada kulit.

Source

  1. Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, Wolff K. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 8th ed. McGraw Hill Medical; 2020.
  2. Pessa J, Nguyen H, John G, Scherer P. The Anatomical Basis for Wrinkles. Aesthetic Surgery Journal. 2014;34(2):227-234.
  3. Zhang S, Duan E. Fighting against Skin Aging. Cell Transplantation. 2018;27(5):729-738.
  4. Anson G, Kane M, Lambros V. Sleep Wrinkles: Facial Aging and Facial Distortion During Sleep. Aesthetic Surgery Journal. 2016;36(8):931-940.
  5. Blume-Peytavi U, Kottner J, Sterry W, Hodin M, Griffiths T, Watson R et al. Age-Associated Skin Conditions and Diseases: Current Perspectives and Future Options. The Gerontologist. 2016;56(Suppl 2):S230-S242.
  6. Ganceviciene R, Liakou A, Theodoridis A, Makrantonaki E, Zouboulis C. Skin anti-aging strategies. Dermato-Endocrinology. 2012;4(3):308-319.
  7. Thornton J, Stevenson S. Effect of estrogens on skin aging and the potential role of SERMs. Clinical Interventions in Aging. 2007; Volume 2(3):283-297.
  8. Schagen S, Zampeli V, Makrantonaki E, Zouboulis C. Discovering the link between nutrition and skin aging. Dermato-Endocrinology. 2012;4(3):298-307.
  9. Itahana K, Itahana Y, Dimri G. Colorimetric Detection of Senescence-Associated β Galactosidase. Methods in Molecular Biology. 2012;:143-156.

Related Articles

Dermabrasi

Dermabrasi adalah proses peremajaan kulit dengan cara mengelupas bagian permukaan kulit (superfisial) di mana stratum korneum (lapisan kulit paling luar) dilepas dengan proses abrasi dengan kristal/alat dengan permukaan kasar.

Kulit Kering
Mesotherapy
Tanam Benang / Thread Lift
PRP untuk Peremajaan kulit
Kulit Kendur

Kulit kendur atau kendor disebut juga loose atau sagging skin. Kulit kendur dan kehilangan definisi bentuk badan dapat muncul di mana saja pada tubuh dan wajah. Predileksi daerah yang paling umum terjadinya kulit kendur adalah leher, perut, lengan dan payudara. 

Laser

Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti cahaya yang diperkuat oleh rangsangan radiasi. Laser telah diperkenalkan sejak tahun 1960 dan dikembangkan menjadi terapi yang selektif untuk lapisan epidermis (bagian terluar kulit) dan dermis (bagian dalam kulit).