Peptides
Author dr. Paulus Mario Christopher;
Last updated on May 18, 2021
APAKAH ITU: senyawa kimia yang terdiri atas asam amino rantai pendek.
FUNGSI: molekul signaling/regulasi dalam berbagai proses fisiologis termasuk pertahanan, imunitas, stres, pertumbuhan, homeostasis, dan reproduksi dan dapat memerangi tanda-tanda penuaan.
KONSENTRASI DALAM KOSMETIK: sangat bervariasi.
Definisi dan Fungsi Peptida
Peptide atau peptida adalah senyawa kimia yang terdiri atas asam amino rantai pendek. Beberapa peptide berada secara natural dalam tubuh manusia dan memiliki peranan biologis terutama sebagai molekul signaling/regulasi dalam berbagai proses fisiologis termasuk pertahanan, imunitas, stres, pertumbuhan, homeostasis, dan reproduksi.
Dalam aspek perawatan wajah, peptide memiliki peranan dalam memerangi tanda-tanda penuaan, dimana peptide memiliki kemampuan untuk menembus lapisan atas dari kulit dan berperan dalam sintesis matriks ekstraselular, pigmentasi, imunitas innate, dan inflamasi. Peptide bekerja dalam penyembuhan luka, penghalus kerut “Botox-like”, antioksidatif, antimikroba, efek memutihkan, dan sebagai dispatchers yang mampu untuk menginisiasikan fungsi spesifik seperti penyokong kolagen (collagen support) agar kulit dapat menjadi lebih kencang, tebal, dan elastis.
Sifat Peptida
- Tidak stabil dalam formula berbasis air
- Rentan terhadap degradasi terhadap paparan cahaya dan udara
Baik digunakan untuk:
- Kerutan, penuaan dini, garis halus wajah, hiperpigmentasi, dan penyembuhan luka.
Tipe Peptida dan Cara Kerjanya
Berdasarkan mekanisme kerja, terdapat tiga kelompok utama peptide yaitu, 1) signal peptides, 2) carrier peptides, dan 3) neurotransmitter-inhibiting peptides.
- Signal Peptides
Signal peptides atau yang dikenal sebagai matricins adalah senyawa yang mampu untuk menginisiasikan kaskade signal sebagai stimulator kolagen. Peptida ini dilepaskan oleh matriks ekstraselular, terlibat dalam mekanisme perbaikan fibroblas dermal manusia setelah cedera kulit melalui peningkatan proliferasi kolagen, elastin, proteoglikan, glikosaminoglikan, dan fibronektin. Sebagai hasilnya, pigmentasi dari kulit yang mengalami kerusakan akibat cahaya, garis halus, dan kerut berkurang oleh karena regenerasi matriks sel kulit. Peningkatan elastisitas kulit dan penampakan kulit akan lebih halus dan kencang. Berikut adalah contoh, struktur kimia, dan fungsi dari signal peptides sebagaimana terlampir pada tabel 1.
Tabel 1. Signal peptides dan fungsi
Signal Peptides |
|||
Senyawa |
Struktur Kimia |
Fungsi |
Catatan |
Palmitoyl oligopeptide |
Kombinasi asam palmitat dan valine-glycine-valine-alanine-proline-glycine (VPVAPG) hexapeptide |
|
|
Carnosine dan N-Acetylcarnosine |
Carnosine: Dipeptida dengan sekuens β-Alanine-Histine (β-Ala-His) |
Carnosine
N-acetylcarnosine
|
|
Trifluoroacetyl-Tripeptide-2 |
Trifluoroacetyl-valine-tryptophan-valine-hidroksida (TFA-Val-Try-Val-OH) |
Anti-kerut, anti-kendur, kekencangan-, elastisitas-, dan viskoelastisitas kulit |
|
Tripeptide-10 Citrulline |
Lysine-α-Aspartat-Isoleucine-Citrulline (Lys-α-Asp-Ile-Citrulline) |
Menargetkan pembentukan serat kolagen 🡪 Diameter serat kolagen yang seragam dan meningkatkan kelembutan oleh karena kohesi (perlekatan) serat kolagen yang lebih baik |
|
Palmitoyl Tripeptide-3/5 |
|
|
|
Pentapeptide-3 |
Lysine-Threonine-Threonine-Lysine-Serine |
|
|
Tripeptide-1 |
Glycyl-Isoleucine-Histidyl-Isoleucine-Lysine |
|
|
Tripeptide-2 |
|
||
Trifluorotripeptide-2 |
|
|
|
Tripeptide-10 |
Asam aspartat dengan isoleucine dan lycine |
|
|
Peptamide 6 |
Bahan dasar aktif dari ekstrak vine kompleks Plectranthus |
|
Penelitian pada 25 sukarelawan dengan peptamide 6 – Peningkatan elastisitas kulit |
Fragmen peptide |
Tyrosine-Tyrosine-Arginine-Alanine-Aspartate-Alanine |
Mencegah sintesis kolagen |
|
Acetyl tetrapeptide-9 |
|
Penelitian in vitro |
|
Tetrapeptida |
Glycine-Glutamic Acid- Lysine-Glycine |
|
Penelitian in vivo dan in vitro |
Glycyl-1-Histidyl-1-Lysine |
|
Dapat dikategorikan sebagai carrier peptide |
|
Tyrosine-tyrosine-arginine-alanine-aspartame-aspartame-alanine |
|
||
Lipospondine |
Lysine-Phenylalanine-Lysine + Asam elaidic |
|
Tripeptida |
Lysine-Valine-Lysine |
|
Serupa dengan lipospondine |
|
Oligopeptide-68 |
Arginine-Aspartate-Glycine-Glutamine-Isoleucine-Leucine-Serine-Threonine-Tryptophan-Tyrosine |
|
|
Tripeptide-41 |
|
|
|
Tetrapeptida dan tripeptida |
Tetrapeptida
Tripeptida
|
|
|
Decapeptide-12 |
Tyrosine-Arginine-Serine-Arginine-Lysine-Tyrosine-Serine-Serine-Trypthophan-Tyrosine |
|
|
Palmitoyl tripeptide-38 |
|
||
Palmitoyl Pentapeptide-4 (Matrixyl®) |
Palmitoyl-Lysine-Threonine-Lysine-Serine-Hydroxide |
|
|
Palmitoyl Hexapeptide-12 |
Palmitoyl-Valine-Glycine-Valine-Alanine-Proline-Glycine |
|
|
Acetyl Tetrapeptide-9 (DermicanTM) / 11 (SyniorageTM) |
Acetyl tetrapeptide-9
Acetyl tetrapeptide-11
|
Acetyl tetrapeptide-9
Acetyl tetrapeptide-11
Keduanya memberikan efek kepadatan dan kekencangan pada kulit |
|
Tetrapeptide-21 |
Glycine-Glutamine-Lysine-Glycine |
|
|
Tetrapeptide PKEK |
Proline-Lysine-Glutamine-Lysine |
|
|
Hexapeptide-11 (Pentamide-6) |
Phenylalanine-Valine-Alanine-Proline-Proline-Phenylalanine-Proline |
|
|
Hexapeptide-14 |
|
Tabel 3. Carrier peptides dan fungsi
Carrier Peptides |
|||
Senyawa |
Struktur Kimia |
Fungsi |
Catatan |
Tripeptida Tembaga 1/Copper tripeptide 1 |
Glycyl-L-Histidyl-L-Lysine-Cu2+ |
|
|
Manganese tripeptide |
Glycyl-L-Histidyl-L-Lysine-Mn2+ |
|
Tabel 4. Neurotransmitter-inhibiting peptides dan fungsi
Neurotransmitter-Inhibiting Peptides |
|||
Senyawa |
Struktur Kimia |
Fungsi |
Catatan |
Acetyl Hexapeptide-3 (Argireline®) |
Acetyl-Glutamic Acid-Glutamic Acid-Methoxil-Glutaminyl-Arginine-Arginylamide |
|
|
Acetyl Tripeptide-30 Citrulline dan Pentapeptide-18 (Vanistryl®) |
Acetyl Tripeptide-30 Citrulline
Pentapeptide-18
|
|
|
Pentapeptide-3 (Vialox®) |
Sekuens asam amino belum diungkap oleh pembuat |
|
|
Leuphasyl® |
Sekuens asam amino belum diungkap oleh pembuat |
|
|
- Carrier Peptides
Carrier peptides adalah peptida yang bertanggung jawab dalam transportasi dan stabilisasi oligoelemen seperti tembaga dan manganese, membawa elemen-elemen tersebut ke dalam kulit dan memperbolehkan penggunaan mereka oleh sel epitel. Tembaga adalah salah satu logam yang dapat ditransportasi oleh peptida, berperan dalam penyembuhan luka dan sebagai kofaktor enzim lysyl oxidase, tyrosinase, dan dismutase superoksida. Tembaga memiliki peranan esensial dalam sintesis kolagen, melanogenesis, dan efek antioksidan (Tabel 2). Berikut adalah contoh, struktur kimia, dan fungsi dari carrier peptides (Tabel 3).
Tabel 2.Reaksi kimiawi melibatkan tembaga

- Neurotransmitter-Inhibiting Peptides
Neurotransmitter-inhibiting peptides adalah peptida kosmetikal terbaru, dimana peptida ini dikembangkan untuk menyerupai toksin botulinum yang menyebabkan blokade pelepasan asetilkolin pada neuromuscular junction (NMJ). Hal ini dicapai melalui proses kompetisi peptida terhadap pengikatan dengan protein reseptor, SNAP-25, pada kompleks SNARE (soluble N-ethylmaleimide-sensitive factor activating protein receptor) sehingga menyebabkan destabilisasi dari struktur dan pencegahan dari pelepasan asetilkolin pada NMJ. Peptida jenis ini pada pasar kosmetik ditujukkan untuk menghaluskan kerut dan garis halus melalui relaksasi otot sehingga menyebabkan penurunan kontraksi otot wajah. Beriktu adalah contoh, senyawa kimia, dan fungsi yang tergolong dalam grup ini (Tabel 4).
Peptida Golongan Lain
Terdapat beberapa golongan peptida lainnya dengan mekanisme kerja yang berbeda dari ketiga kelompok besar di atas. Golongan ini mencangkup kelompok 1) structural peptides, 2) enzyme inhibitory peptides, 3) growth factors, dan 4) protein.
- Structural Peptides
Keratin merupakan protein struktur utama pada kulit. Sebuah penelitian terhadap peptida keratin terhidrolisir yang berasal dari kulit domba (berat molekular < 1000 Dalton [Da]) dengan dua formulasi, solusi akua dan suspensi liposom lipid bulu domba internal menunjukkan hasil perbedaan yang signifikan antara kontrol dan lokasi yang diaplikasikan, dimana ditemukan peningkatan hidrasi dan elastisitas akibat aplikasi peptida keratin. Peptida ini juga menunjukkan efek dalam perbaikan properti mekanik dan termal pada rambut yang dilemahkan.
- Enzyme Inhibitory Peptides
Peptida pada golongan ini secara langsung atau tidak langsung menyebabkan inhibisi pada enzim. Protein soya/kacang kedelai adalah enzyme inhibitory peptide yang berasal dari biji kacang kedelai berperan dalam menginhibisi proteinase. Pada sebuah penelitian, ekstrak kacang kedelai menunjukkan indeks papilla yang meningkat pada aspek volar lengan bawah pada kelompok dengan ekstrak kacang kedelai dibandingkan placebo.
Peptida beras adalah protein alami berperan dalam inhibisi aktivitas metalloproteinase dan menginduksi ekspresi gen hyaluronan synthase 2 pada keratinosit.
Pada penelitian, peptida protein sutra secara signifikan menginhibisi pembentukan lesi kulit pada mencit tidak berbulu yang dipaparkan terhadap sinar ultraviolet B.
- Growth Factors (GF)
Penggunaan growth factors (GF) dalam merejuvenasi kulit memberikan harapan yang menjanjikan. Perkembangan dalam ilmu peran GF dalam penyembuhan luka telah meningkatkan ketertarikan dalam peran potensial molekul ini dalam perbaikan dan remodeling struktur kulit. Tabel 5 menunjukkan GF penting yang terlibat dalam proliferasi fibroblast dan komponen matriks ekstraselular.
Tabel 5. Growth factor utama yang berhubungan dengan fibroblas dan komponen matriks ekstraselular

Berbagai produk kosmetik di pasar mengandung satu atau lebih GF manusia. GF sebagai bahan aktif dapat ditemukan pada kosmetikal berikut:
- TNS Recovery Complex
Produk ini dipasarkan oleh SkinMedica dan merupakan campuran GF, sitokin, dan protein larut. Komponen dari kompleks ini didapatkan dari kultur sel fibroblas dari bayi baru lahir. Efek dari kompleks ini dikaji dan ditemukan signfikan secara stastik dalam menurunkan kerutan wajah, garis halus, dan kulit yang rusak akibat sinar pada tingkatan periorbital. Pada penelitian lebih lanjut, ditemukan penurunan yang bermakna pada kerutan periorbital setelah bulan ketiga
- Biorestorative Skin Cream
Produk ini diproduksi oleh laboratorium Neocutis, dimana terdiri atas protein sel, GF manusia, dan sitokin yang didapatkan dari kultur fibroblas janin manusia. Paa penelitian, ditemukan adanya penurunan dalam kedalaman kerutan perioral dan periorbital
- Cellular Rejuvenation Serum
Serum ini mengandung TGF-β 1, asam askorbat dan ekstrak Cimicifuga racemose dan ditemukan adanya penurunan dari kerut wajah.
Meskipun GF tergolong sebagai molekul hidrofilik dengan ukuran lebih besar dari 15 000 Da, penetrasi kulit agen ini sangat kurang. Namun, penelitian menunjukkan keuntungan klinis dari penggunaan GF. Hal ini dicapai melalui beberapa mekanisme yaitu 1) GF diserap melalui kelenjar keringat dan folikel rambut, dimana setelahnya mereka berinteraksi dengan keratinosit yang melepaskan sinyal kimia untuk fibroblas, 2) kulit yang mengalami penuaan cenderung kering dan rapuh, dan lebih rentan terhadap penetrasi molekul yang lebih besar, dan 3) komunikasi parakrin antara keratinosit dan fibroblas, dimana keratinosit menginduksi fibroblast untuk memproduksi GF yang kemudian menyebabkan stimulasi terhadap proliferasi keratinosit.
- Protein: Keuntungan utama yang didapatkan dari penggunaan protein pada kosmetikal adalah perbaikan hidrasi kulit. Protein meningkatkan jumlah air dalam stratum korneum, yang mengurangi kerutan yang disebabkan oleh dehidrasi dan memperbaiki ketebalan dan kualitas sawar kulit. Salah satu keuntungan utama dari protein dalam kosmetikal adalah hidrasi kulit kepala sehingga digunakan dalam shampoo dan conditioner.
- 1. Husein el Hadmed H, Castillo RF. Cosmeceuticals: peptides, proteins, and growth factors. J Cosmet Dermatol. 2016; 15(4): 514–9.
- Lima TN, Moraes CAP. Bioactive peptides: Applications and relevance for cosmeceuticals. Cosmetics. 2018; 5(1).
- Lupo MP, Cole AL. Cosmeceutical peptides. Dermatol Ther. 2007; 20(5): 343–9.
- Negahdaripour M, Owji H, Eslami M, Zamani M, Vakili B, Sabetian S, et al. Selected application of peptide molecules as pharmaceutical agents and in cosmeceuticals. Expert Opin Biol Ther [Internet]. 2019; 19(12): 1275–87. Available from: https://doi.org/10.1080/14712598.2019.1652592
- Pai V, Bhandari P, Shukla P. Topical peptides as cosmeceuticals. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2017; 83(1): 9–18.
- Schagen SK. Topical peptide treatments with effective anti-aging results. Cosmetics. 2017; 4(2).
Related Articles

Penuaan / Keriput
Aging atau penuaan adalah sebuah proses penurunan progresif dari fungsi maksimal dan kapasitas cadangan seluruh organ di tubuh, termasuk kulit. Proses ini terjadi pada tingkat sel dan mencerminkan program genetik dalam menjaga tubuh. Penuaan merupakan fenomena alami yang terjadi pada semua orang.

HIFU (High-intensity Focused Ultrasound)
HIFU adalah suatu prosedur non-invasif yang awalnya digunakan untuk menghancurkan sel tumor secara selektif dengan mekanisme nekrosis koagulasi menggunakan alat ultrasound. HIFU kemudian digunakan menjadi salah satu prosedur alternatif untuk menghilangkan/ memperbaiki kerutan dan kulit kendur.

Botox
Botox sebenarnya adalah merek brand yang menggunakan toksin bakteri Clostridium botulinum yang dapat menjadi neuromodulator (modulator saraf). Botox dapat melemaskan otot dalam jangka waktu tertentu dengan memblokir sinyal saraf ke otot sehingga otot tidak dapat berkontraksi.