Rambut Berlebih
Author dr. Jennie Novita Solihin;
Last updated on May 09, 2021
Sekitar 10% dari total seluruh wanita di dunia mengalami masalah pertumbuhan rambut berlebih. Pertumbuhan rambut yang berlebihan dapat memicu stress emosional dan menimbulkan gangguan pada kualitas hidup penderitanya. Pertumbuhan rambut berlebih penting untuk ditelaah lebih lanjut sehingga jika kalian mempunyai kondisi ini lebih baik untuk periksa ke dokter.
Pertumbuhan rambut berlebih memiliki beberapa diagnosis/istilah tergantung dari definisinya. Hipertrikosis dan hirsutisme merupakan pertumbuhan rambut berlebih secara tidak wajar yang dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau sindrom. Kedua istilah ini sering tertukar, hirsutisme adalah pertumbuhan rambut berlebih pada wanita yang mengikuti pola pertumbuhan rambut pada laki- laki (dipengaruhi hormon androgen), sedangkan hipertrikosis merupakan pertumbuhan rambut berlebih secara tidak wajar pada area tubuh tertentu yang tidak dipengaruhi oleh hormon androgen seperti pada ekstrimitas, kepala atau punggung.
Pertumbuhan rambut berlebih dapat bervariasi dari tiga rambut yang tumbuh:
- Vellus: rambut yang lebih pendek pendek (panjangnya < 0,2 cm) dan tidak terlihat jelas. Jenis rambut ini bisa terdapat di hampir seluruh bagian tubuh kecuali telapak kaki, punggung telinga, bibir, dan telapak tangan, atau pada jaringan parut.
- Lanugo: rambut yang lembut dan halus, biasanya didapatkan pada bayi yang baru lahir dan tidak memiliki pigmen. Sebagian besar bayi kehilangan lanugo dalam beberapa hari atau minggu setelah kelahiran.
- Terminal: rambut panjang dan tebal, dan biasanya lebih gelap.
Hirsutisme
Sebelum pubertas, seluruh tubuh kecuali kulit kepala ditutupi oleh rambut vellus serta kelenjar sebasea berukuran kecil. Namun pada saat pubertas, kadar hormon androgen dalam tubuh meningkat yang menyebabkan rambut vellus pada beberapa area berubah menjadi rambut terminal (lebih tebal lebih hitam, panjang dan bergelombang). Pada pria, rambut terminal akan bertambah banyak di daerah wajah (kumis dan jenggot), ketiak, dada, perut bagian bawah, pubis, paha, dan kedua tungkai. Apabila pada perempuan ditemukan pola pertumbuhan rambut terminal yang berlebih pada area tersebut, maka disebut sebagai hirsutisme.
Hirsutisme dapat menjadi suatu gejala dari penyakit atau tanda dari kelainan medis yang serius, terutama jika ini berkembang dengan cepat setelah masa pubertas. Jika tanda ini terjadi penting untuk mencari faktor yang menjadi penyebabnya.
Bagaimana bisa terjadi?
Hirsutisme dapat disebabkan oleh produksi hormon androgen yang berlebihan dari ovarium, kelenjar adrenal atau produksi diluar keduanya, peningkatan konsentrasi dari testosteron bebas, peningkatan aktivitas enzim 5α-reduktase atau bisa juga terjadi akibat peningkatan sensitivitas folikel rambut terhadap hormon androgen. Semua kondisi di atas mempunyai peranan dalam perubahan dari rambut velus (rambut halus) ke bentuk rambut terminal (lebih panjang dan kasar).
Diagnosis Hirsutisme
Diagnosis hirsutisme perlu dilakukan secara menyeluruh: penelusuran riwayat penyakit dan menstruasi, riwayat keluarga dan pemeriksaan fisik secara teliti. Hirsutisme mempunyai faktor risiko genetik, 50% dari wanita yang menderita hirsutisme mempunyai riwayat keluarga yang menderita kelainan yang sejenis. Melalui pemeriksaan fisik dokter akan melihat apakah tingkat pertumbuhan rambut yang normal atau abnormal, karakteristik, dan distribusi dari rambut.
Selain melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik biasanya diperlukan juga pemeriksaan laboratorium. Sekitar 95% dari para penderita ini mengidap PCOS atau hirsutisme idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Investigasi hormonal secara menyeluruh biasanya ditujukan jika hirsutisme timbul di luar masa peripubertal, mempunyai progresivitas tinggi, atau ada tanda-tanda dari sindroma lainnya. Dokter perlu memastikan ada atau tidaknya keganasan ovarium atau kelenjar adrenal yang menjadi penyakit dasarnya.
Pada pemeriksaan laboratorium penting untuk diperiksa kadar serum testosteron, 17-OHP, dan DHEAS. Apabila kadar serum testosteron lebih dari 200 ng per dL (6,94 nmol per L) dan/atau kadar DHEAS lebih dari 700 ng per dL (24,3 nmol per L), maka terdapat indikasi yang kuat adanya tumor yang disertai virilisasi (indikasi hormon androgen yang tinggi biasanya disertai gejala lainnya seperti pembesaran klitoris, nada suara yang rendah, serta penyusutan payudara).
Selain pemeriksaan laboratorium dapat juga dilakukan pemeriksaan radiologi seperti USG, CT scan atau MRI untuk menyingkirkan keganasan jika memiliki indikasi.
Terapi Hirsutisme
Pengobatan pada penderita hirsutisme dibagi dua yaitu:
1. Mengurangi rambut berlebih
Pada penderita dengan hirsutisme ringan (mild hirsutism) dapat dilakukan terapi secara lokal dengan depilasi (menghilangkan bulu atau rambut secara sementara tanpa menggangu bagian rambut yang tertanam di dalam kulit) atau epilasi (pencabutan bulu hingga ke akar): pencukuran (shaving), pemutihan (bleaching), elektrolisis atau laser. Jenis laser yang dapat digunakan adalah Ruby, Alexandrite, pulsed diode, dan Q-switched yttrium-aluminum-garnet (YAG) lasers. Beberapa perawatan laser dan cahaya yang cocok untuk menghilangkan rambut perlu disesuaikan tergantung dari jenis kulit Fitzpatrick penderita.
Penggunaan pulsed diode lasers merupakan metode laser yang paling murah dan cukup aman dibandingkan dengan laser lainnya untuk menghilangkan rambut. Dalam satu kali terapi, banyak penderita yang mengalami penundaan pertumbuhan rambut selama 2–6 bulan, dan beberapa mengalami pengangkatan rambut secara permanen dengan penggunaan terapi beberapa kali dari perawatan beberapa bulan sampai tahunan).
Pengunaan krim penghilang rambut atau depilatory creams juga dapat digunakan seperti yang berbahan dasar thiogycolate (calcium thioglycolate dan barium sulfate), dioleskan secara tebal selama 15-30 menit ke area yang berbulu, lalu dibersihkan dan rambut dapat lepas dengan krim. Krim obat menghilangkan rambut dapat mengiritasi dan menyebabkan dermatitis.
Penggunaan krim eflornithine (Vaniqa) juga dapat memperlambat pertumbuhan rambut secara signifikan dan dapat menjadi terapi adjuvan dengan metode pengangkatan rambut lainnya. Diketahui 35% pasien yang diobati dengan krim eflornithine menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah 24 minggu. Gunakan eflornithine secara tipis kemudian dipijat dengan baik ke area hirsutisme dua kali sehari. Jika dihentikan, rambut akan tumbuh kembali dalam 8 minggu seperti sebelumnya.
2. Medikamentosa untuk mengatasi penyakit yang mendasari hirsutisme.
Biasanya kondisi hirsutisme memerlukan terapi medikamentosa secara farmakologis atau tindakkan invasif karena adanya gangguan hormon androgen. Tujuan terapi medikamentosa adalah penghambatan hormon androgen pada folikel rambut atau/dan menekan produksi dari hormon androgen. Respons terapi farmakologis cenderung lambat dan membutuhkan beberapa bulan. Jika terapi farmakologis tidak memberikan hasil yang memuaskan, dapat dilakukan kombinasi terapi lokal dengan terapi secara medis.
Pada wanita yang menderita hirsutisme idiopatik, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), atau Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) onset lanjut, pemilihan terapi harus disesuaikan sesuai keinginan pasien dalam merencanakan kehamilan. Berikut beberapa pengobatan yang dapat dilakukan secara farmakologis:
- Pil kontrasepsi dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron antiandrogenik: dapat digunakan untuk wanita yang memutuskan untuk tidak hamil untuk jangka waktu tertentu. Beberapa efek samping yang dapat terjadi adalah perdarahan di antara menstruasi (flek/bercak), nyeri pada payudara, mual, dan sakit kepala terutama pada bulan pertama. Penting untuk dilakukan evaluasi kembali karena tidak semua orang dapat mengkonsumsinya.
- Obat anti-androgen: spironolacton (Aldactone) dan Flutamide (Eulexin) – belum ada antiandrogen yang disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) pada pengobatan hirsutisme. Spironolacton 50-200mg per hari lebih sering digunakan karena lebih aman, tersedia di pasaran, dan murah. Penggunaan spironolactone juga dapat digabung degan pil kontrasepsi. Namun Flutamide dinilai lebih efektif dibanding spironolacton. Respons pengobatan dengan antiandrogen cukup lambat dan biasanya membutuhkan waktu sampai 18 bulan dan penghentian terapi sering menyebabkan rekurensi.
- Konsumsi insulin sensitizing agent seperti Metformin (Glucophage) atau rosiglitazone dapat digunakan untuk hirsutisme yang tidak berkurang secara signifikan setelah pengobatan atau jika penderita memiliki obesitas. Metformin (Glucophage) dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan menurunkan kadar hormon testosteron pada penderita PCOS. Pada penderita PCOS dengan berat berlebih penting juga untuk diedukasi untuk menurunkan berat badan.
Pada beberapa kondisi seperti adanya tumor, tergantung dari penyebab mungkin diperlukan tindakkan invasif seperti operasi.
Apa bisa sembuh?
Prognosis kondisi ini akan tergantung dari dari etiologinya (penyebab). Biasanya kondisi rambut berlebihan dapat bertahan seumur hidup. Hirsutisme memiliki kecenderungan lebih menonjol seiring bertambahnya usia.
Hipertrikosis
Hipertrikosis disebut juga sindrom werewolf adalah kelainan langka ditandai dengan pertumbuhan rambut berlebih dan cepat secara tidak wajar pada area tubuh yang tidak dipengaruhi oleh hormon androgen seperti pada ekstrimitas, kepala atau punggung. Hipertrikosis dapat muncul saat lahir atau berkembang seiring waktu. Pertumbuhan rambut berlebih pada hipertrikosis memiliki beberapa varian rambut, biasanya menghasilkan satu dari tiga jenis rambut.
Penyebab Hipertrikosis
Hipertrikosis dapat terjadi saat lahir (kongenital) atau berkembang di kemudian hari (akuisita). Hipertrikosis saat lahir adalah istilah yang dipergunakan untuk semua pertumbuhan rambut berlebihan pada bayi baru lahir yang biasanya disebabkan oleh mutasi/kelainan genetik (diturunkan). Pertumbuhan rambut tersebut dapat muncul dengan berbagai variasi (rambut lanugo atau rambut terminal), biasanya menetap, meningkat atau dapat menurun sesuai pertambahan usia. Sedangkan hipertrikosis yang di dapat biasanya disebabkan oleh malnutrisi, gangguan makan, penyakit autoimun, obat-obatan, infeksi (mumps) kelainan hormon (seperti hipotiroid atau hipertiroid) atau keganasan.
Hipertrikosis juga dapat dikategorikan dengan 2 gambaran: generalisata dan lokalisata. Hipertrikosis generalisata pada umumnya didapatkan sejak lahir (genetik) dan berhubungan dengan sindrom tertentu seperti sindrom Ambras, hipertrikosis lanuginosa kongenital, hipertrikosis universal, dan X-linked hipertrikosis. Namun hipertrikosis generalisata juga dapat didapat akibat malnutrisi atau penggunaan obat-obatan seperti phenytoin, minoxidil dan steroid. Sedangkan hipertrikosis lokalisata dapat ditemukan dari adanya lesi kongenital yang terisolasi, manifestasi dari suatu penyakit sistemik atau perubahan yang terjadi karena trauma dan peradangan kulit. Hipertrikosis lokalisata juga dapat terjadi karena penggunaan obat-obatan topikal (minoxidil, steroid, psoralen dan iodine) atau karena garukkan berulang (lichen simplex).
Diagnosis
Evaluasi hipertrikosis perlu dilakukan secara menyeluruh karena biasanya didasari dengan penyakit tertentu. Anamnesa sangat penting untuk mengevaluasi adalah apakah hipertrikosis tersebut generalisata atau lokalisata kemudian dicari apakah kondisi tersebut dari lahir atau akuisita. Melalui anamnesa perlu juga ditelaah adanya kelainan lainnya dan riwayat keluarga.
Pada pemeriksaan fisik akan terlihat tipe rambut yang bertumbuh berlebih dan predileksinya. Penderita juga harus diskrining untuk melihat adakah gejala kelebihan hormon androgen seperti perkembangan awal rambut aksila / pubis, virilisasi atau jerawat. Pemeriksaan laboratorium juga dapat bermanfaat untuk melihat ada tidaknya peningkatan hormon androgen yang dapat lebih mengarah ke diagnosis hirsutisme. Jika rambut terminal mendominasi pertumbuh berlebih, evaluasi menyeluruh dari asupan obat pasien, kadar hormon tiroid, dan status gizi harus dilakukan. Jika penderita datang dengan tiba-tiba adanya rambut lanuga (bukan dari lahir), diperlukan skrining keganasan sehingga dapat diperlukan pemeriksaan radiologi (MRI, CT-scan, USG, dll)
Tata Laksana Hipertrikosis
Pada dasarnya menghilangkan penyebab dasar harus menjadi pendekatan utama untuk penanganan hipertrikosis dan biasanya berujung pada regresi hipertrikosis. Meski demikian, pada situasi di mana hal ini tidak memungkinkan seperti pada hipertrikosis kongenital, maka pendekatan psikologi diperlukan dengan bantuan menghilangkan rambut dengan beberapa metode jangka pendek dan panjang. Perawatan menghilangkan rambut sama seperti pada tata laksana hirsutisme, antara lain untuk perawatan jangka pendek adalah:
- Mencukur atau mencabut
- Waxing
- Pemutihan rambut (bleaching)
- Depilatory creams (calcium thioglycolate dan barium sulfate)
Perawatan jangka pendek adalah solusi sementara dan berisiko menyebabkan iritasi kulit.
Beberapa perawatan jangka panjang termasuk elektrolisis dan penggunaan laser. Elektrolisis adalah penghancuran folikel rambut dengan muatan listrik kecil. Sedangkan penggunaan laser melibatkan penerapan sinar laser khusus pada beberapa rambut sekaligus, menggunakan laser kerontokan rambut dapat menjadi bisa permanen. Contoh laser yang memiliki efikasi tinggi untuk menghilangkan rambut adalah: Ruby, Alexandrite, pulsed diode, dan Q-switched yttrium-aluminum-garnet (YAG) lasers. Beberapa perawatan laser dan cahaya yang cocok untuk menghilangkan rambut dapat tergantung dari jenis kulit Fitzpatrick penderita.
Prognosis Hipertrikosis
Prognosis hipertrikosis bervariasi, tergantung pada jenis dan etiologi hipertrikosis. Hipertrichosis yang terkait dengan sindrom genetik umumnya seumur hidup. Dalam pengaturan hipertrikosis yang diinduksi obat, biasanya reversibel dengan penghentian obat.
Source
- Fitzpatrick T, Goldsmith L, Wolff K. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2012.
- Ngan V. Eflornithine hydrochloride | DermNet NZ [Internet]. Dermnetnz.org. 2005 [cited 30 July 2020]. Available from: https://dermnetnz.org/topics/eflornithine-hydrochloride/
- Atmojo U, Mira Indramaya D. Patogenesis dan Penegakan Diagnosis Hirsutisme pada Bidang Dermatologi. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin [Internet]. 2020 [cited 29 July 2020];22(3):189-193. Available from: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-bik34c729e1454full.pdf
- Alijanpour R, Aliakbarpour F. A Randomized Clinical Trial on the Comparison Between Hair Shaving and Snipping Prior to Laser Hair Removal Sessions in Women Suffering From Hirsutism. J Cosmet Dermatol. 2017; 16 (1): 70-75.
- Shrimal A, Sardar S, Roychoudhury S, Sarkar S. Long Pulsed: Nd YAG Laser and Intense Pulse Light 755 nm for Idiopathic Facial Hirsutism: A Comparative Study. J Cutan Aesthet Surg. 2017; 10(1): 40-44.
- Thacker P, Kumar P. Near Infrared Pulsed Light for Permanent Hair Reduction in Fitzpatrick Skin Types IV and V. J Cutan Aesthet Surg. 2016; 9(4): 249– 253.
- Agarwal M, Velaskar S, Gold MH. Efficacy of a Low Fluence, High Repetition Rate 810nm Diode Laser for Permanent Hair Reduction in Indian Patients with Skin Types IV-VI. J Clin Aesthet Dermatol. 2016; 9(11): 29-33.
- Ibrahimi OA, Avram MM, Hanke CW. Laser Hair Removal. Dermatologic Therapy. 2011; 24: 94-107.
- Kaufman J. Laser and Light Therapy. In: Baumann L. Cosmetic Dermatology Principles And Practices. 2nd edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2009. p.212-221.
- Saleh D, Yarrarapu SNS, Cook C. Hypertrichosis. [Updated 2020 Jul 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; [Cited 26 July]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534854/
- Ngan V. Hypertrichosis | DermNet NZ [Internet]. Dermnetnz.org. 2016 [cited 26 July 2020]. Available from: https://www.dermnetnz.org/topics/hypertrichosis/
- Oakley A. Hirsutism | DermNet NZ [Internet]. Dermnetnz.org. 2016 [cited 26 July 2020]. Available from: https://dermnetnz.org/topics/hirsutism/
Related Articles

Hair Removal
Hair removal adalah suatu prosedur yang menggunakan modalitas fisik, kimia, atau laser untuk menghilangkan rambut. Beberapa masalah kulit yang dapat diatasi dengan hair removal antara lain,

Rontok/Kebotakan
Rambut rontok (alopecia) dapat didapatkan pada kulit kepala atau pada area lain tubuh Anda, dan bisa bersifat sementara atau permanen. Alopecia dapat terjadi karena faktor keturunan, perubahan hormon, kondisi medis, penggunaan obat/terapi atau sebagai proses normal penuaan. Semua orang dapat mengalami alopecia, akan tetapi lebih sering terjadi pada pria.