Rambut Kering
Author dr. Jennie Novita Solihin; Editor dr. Anggana, SpKK
Last updated on May 09, 2021
Apa itu?
Kulit kepala kering adalah suatu tipe kulit dimana kulit tidak menghasilkan sebum atau minyak yang cukup sehingga penguapan air (yang dikenal sebagai transepidermal water loss atau TEWL) lebih cepat terjadi. Produksi minyak biasanya dipengaruhi dari genetik dan dapat juga dipengaruhi faktor lain seperti usia. Seiring bertambahnya usia, produksi minyak akan menurun sehingga rambut makin rentan menjadi kering dan dehidrasi.
Rambut kering merupakan suatu tanda kerusakan rambut. Rambut dapat menjadi kering karena dehidrasi akibat kurangnya kadar minyak, atau ketika rambut kehilangan kelembapannya akibat kerusakan kutikula (lapisan pelindung rambut). Seiring bertambahnya usia produksi minyak akan menurun sehingga rambut biasanya makin rentan menjadi dehidrasi dan kering.
Kulit kepala yang sehat penting untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan rambut. Kondisi pada kulit kepala dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti penuaan atau faktor eksternal seperti paparan sinar matahari, pemakaian bahan kimia yang tidak tepat pada rambut, iklim dan stress.
Salah satu permasalahan pada kulit kepala adalah kulit kepala kering, dimana kulit tidak menghasilkan sebum atau minyak yang cukup sehingga penguapan air (yang dikenal sebagai transepidermal water loss atau TEWL) lebih cepat terjadi. Rambut yang kering merupakan salah satu manifestasi dari kerusakan rambut yang kerap terjadi. Kulit kepala yang kering akan membuat rambut kering dan dapat mengelupas menyebabkan ketombe. Pada kondisi kulit kepala kering dapat menimbulkan gejala gatal, rasa ketat dan bersisik sehingga cenderung untuk menggaruk. Proses penggarukan ini akan mengakibatkan kerusakan dan rentan terjadi infeksi pada lapisan kulit kepala.
Bagaimana dapat terjadi?
Rambut terdiri dari tiga lapisan. Pada rambut sehat, minyak alami di lapisan luar rambut membantu melindungi lapisan dalam. Minyak tersebut memantulkan cahaya dan membuat rambut tampak berkilau. Rambut kering biasanya memiliki kilau rambut yang kurang karena kurangnya produksi minyak sehingga terlihat kusam, rapuh, mengembang, biasanya keriting dan gampang kusut.
Rambut yang lurus dan halus dapat mengangkut sebum lebih baik baik dibanding tipe rambut lain. Penggunaan kondisioner dan produk bilas mengurangi gesekan antar-serat sehingga rambut lebih mudah disisir. Jika rambut tidak dirawat dengan baik, rambut dapat menjadi rusak karena kehilangan pelindungnya dan bertambah kering. Kulit kepala yang kering akan membuat rambut kering dan dapat mengelupas menyebabkan ketombe.
Rambut terdiri dari tiga lapisan dengan berbagai macam elemen kimiawi seperti keratin, asam amino dan mineral yang mempengaruhi karakteristik fisik rambut (bisa disertakan gambar potongan melintang rambut yang ada kutikula, korteks dan medulla). Setiap helai rambut sehat memiliki lapisan pelindung utama (first line of defense) yang disebut kutikula. Kutikula melindungi rambut dari panas dan kerusakan akibat sinar matahari. Kutikula yang normal memiliki permukaan halus yang memungkinkan refleksi cahaya dan mengurangi friksi atau gesekan antar rambut. Pada kutikula yang sehat, lapisannya saling menempel dan menjaga kelembapan rambut, namun saat lapisan kutikula terpisah dan terkelupas dari rambut ia tidak dapat menahan kelembapan dan sebagian minyak akan keluar. Kutikula dapat rusak akibat adanya proses menyikat, menyisir atau mengeringkan rambut secara intens. Peningkatan suhu atau penggunaan produk yang bersifat alkali dapat menyebabkan susunan kutikula lebih membuka sehingga bahan kimia masuk melalui celah kutikula tersebut.
Pada rambut sehat, minyak alami di lapisan luar rambut membantu melindungi lapisan dalam. Minyak tersebut memantulkan cahaya dan membuat rambut tampak berkilau. Rambut kering biasanya memiliki kilau rambut yang kurang karena kurangnya produksi minyak sehingga terlihat kusam, rapuh, mengembang, biasanya keriting dan gampang kusut.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah:
- Usia. Seiring bertambahnya usia, kulit akan menghasilkan lebih sedikit minyak, membuat rambut makin rentan kering. Kondisi dan jumlah pembuluh darah di lapisan kulit kepala menurun sehingga suplai nutrisi terganggu. Perubahan hormon pada wanita menopause juga dapat berkontribusi menyebabkan rambut kering.
- Cuaca dan lingkungan dengan iklim yang kering dan panas, sering terpapar sinar matahari dan angin, atau sering terpapar air yang mengandung klorin atau air keras.
- Kurangnya perlindungan rambut. Setiap helai rambut sehat memiliki lapisan pelindung yang disebut kutikula. Kutikula melindungi rambut dari panas dan kerusakan akibat sinar matahari. Pada kutikula yang sehat, lapisannya saling menempel dan menjaga kelembapan rambut namun saat lapisan kutikula terpisah dan terkelupas dari rambut, ia tidak dapat menahan kelembapan dan sebagian minyak akan keluar.
- Masalah kesehatan. Kondisi yang dapat menyebabkan rambut kering dan rontok meliputi:
- Gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia
- Masalah hormonal seperti hipoparatiroidisme dan hipotiroidisme
- Hair care atau perawatan rambut di rumah yang termasuk:
- Terlalu sering mencuci rambut
- Menggunakan sampo yang keras
- Terlalu sering mengeringkan rambut
- Kerusakan akibat panas dari pelurus atau alat pengeriting rambut
- Bahan kimia keras seperti pewarna, pengeriting rambut, dan pelemas
- Kekurangan nutrisi. Kesehatan rambut juga bergantung dari kualitas dan sirkulasi darah menuju ke kulit kepala. Kekurangan asupan vitamin A, B, C dan E serta mineral seperti Kalsium, Iodine, Cysteine atau Selenium dapat mengakibatkan kerusakan pada rambut.
Untuk menangani rambut yang kering, perlu diperhatikan:
- Berapa lama kondisi ini sudah terjadi?
- Seberapa sering Anda mencuci rambut?
- Jenis produk rambut apa yang Anda gunakan?
- Apa Anda menggunakan alat seperti catokan, hair dryer menata rambut dan bagaimana Anda menggunakannya?
- Apa Anda mempunyai diet khusus?
- Apakah Anda mengalami gejala lain selain masalah rambut?
Seringkali perawatan rambut kering dapat ditangani melalui good grooming habits:
- Hindari keramas rambut setiap hari karena menghilangkan minyak pelindung rambut yang melapisi rambut dan menyebabkan kekeringan di batang rambut, akibatnya rambut menjadi lebih rentan terhadap gesekan. Cobalah keramas sekali atau dua kali seminggu dengan membasahi rambut dan usapkan sedikit sampo, lalu laukan pemijatan lembut sekitar 1-2 menit pada kulit kepala. Hindari menggaruk kepala dengan kuku atau sisir karena akan melukai kulit kepala.
- Gunakan sampo dan kondisioner untuk jenis rambut kering.
- Sampo dengan pH <5.5 dan detergen seperti: laureth sulfates (SLES, triethanolamine laureth sulfate, and ammonium laureth sulfate) atau sarcosine (lauryl sarcosine and sodium lauryl sarcosinate).
- Conditioner dengan silicone dan emolien (argan oil, coconut oil, sunflower oil).
- Perawatan lain seperti minyak rambut atau kondisioner tanpa bilas juga dapat membantu memberikan kilau dan menjaga kelembapan.
- Gunakan sisir dan sikat bergigi jarang dengan ujung bulat dan sisir akar rambut ke ujung saat kering tidak saat basah.
- Gunakan produk penata rambut yang melembapkan.
- Hindari penataan atau perawatan rambut kimiawi seperti permanent hair blow, hair coloring, dll.
- Melindungi rambut Anda dari panas dan paparan sinar matahari juga penting. Jika Anda tinggal di cuaca kering, kenakan topi saat bepergian.
- Hindari berenang terlebih dahulu atau kurangi frekuensinya karena air klorin atau garam dapat memperburuk kondisi rambut.
- Pastikan anda memiliki pola diet yang beragam, berimbang, bergizi dan aman agar nutrisi rambut terpenuhi.
- Rambut terasa sangat gatal, kering, rapuh dan rusak.
- Jika rambut kering Anda berlanjut atau jika penanganan perawatan di rumah tidak membantu memperbaiki kondisi rambut
- Jika rambut kering Anda terjadi dengan kelelahan, intoleransi terhadap dingin, lemah, atau rambut rontok, temui dokter Anda untuk memastikan Anda tidak memiliki masalah kesehatan.
- D'Souza P, Rathi SK. Shampoo and Conditioners: What a Dermatologist Should Know?. Indian J Dermatol. 2015;60(3):248-254. doi:10.4103/0019-5154.156355 Trüeb RM, Henry JP, Davis MG, Schwartz JR. Scalp Condition Impacts Hair Growth and Retention via Oxidative Stress. Int J Trichology. 2018;10(6):262-270. doi:10.4103/ijt.ijt_57_18
- Gavazzoni Dias MF. Hair cosmetics: an overview. Int J Trichology. 2015;7(1):2-15. doi:10.4103/0974-7753.153450
- Draelos ZD. Essentials of Hair Care often Neglected: Hair Cleansing. Int J Trichology. 2010;2(1):24-29. doi:10.4103/0974-7753.66909
- Gavazzoni Dias MF, de Almeida AM, Cecato PM, Adriano AR, Pichler J. The Shampoo pH can Affect the Hair: Myth or Reality?. Int J Trichology. 2014;6(3):95-99. doi:10.4103/0974-7753.139078
- Lee Y, Kim YD, Hyun HJ, Pi LQ, Jin X, Lee WS. Hair shaft damage from heat and drying time of hair dryer. Ann Dermatol. 2011;23(4):455-462. doi:10.5021/ad.2011.23.4.455
- Nayak BS, Ann CY, Azhar AB, Ling ECS, Yen WH, Aithal PA. A Study on Scalp Hair Health and Hair Care Practices among Malaysian Medical Students. Int J Trichology. 2017;9(2):58-62. doi:10.4103/ijt.ijt_76_16
- Monselise A, Cohen DE, Wanser R, Shapiro J. What Ages Hair?. Int J Womens Dermatol. 2017;3(1 Suppl):S52-S57. Published 2017 Feb 16. doi:10.1016/j.ijwd.2017.02.010
Related Articles

Kulit Kering

PRP untuk Kebotakan, Rambut Rontok
Plasma Rich Platelet (PRP) atau plasma kaya platelet (PKT) adalah perawatan yang menggunakan trombosit atau platelet, sel dalam tubuh yang mengandung nutrisi dan faktor pertumbuhan berfungsi untuk merangsang proses penyembuhan luka normal dan pembentukkan kolagen. PRP diduga dapat mengaktivasi folikel rambut dorman. Folikel rambut adalah unit fungsional yang dipengaruhi oleh berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan. PRP dapat mempercepat penyembuhan dan memperbaiki jaringan rusak.

Dermatitis
Dermatitis atau eksim adalah peradangan kulit akibat respon faktor eksternal seperti bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikro-organisme (bakteri, jamur), atau dan atau faktor internal seperti dermatitis atopik. Dermatitis menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung bersifat residif dan menjadi kronis.
