Selulit

Author dr. Regina Stefani;
Last updated on May 09, 2021
selulit



Selulit
adalah kondisi kulit berupa cekungan/ gelombang dan penampakkan ireguler di kulit, dengan tekstur mirip kulit jeruk
(orange peel) atau keju (cottage cheese). Nama lain selulit edematous adiposity, gynoid lipodystrophia, dan dermopanniculosis deformans.

*Stretch marks/ Striae distensae merupakan lesi kulit akibat peregangan lapisan dermis, pada fase akut berwarna merah, lama-kelamaan menjadi pudar/ hipopigmentasi, atrofi, dan berkerut.


Tabel. Perbandingan antara Selulit dan Stretch Marks

 

Selulit

Stretch marks

Lesi

Permukaan ireguler, kulit jeruk, cottage cheese

Garis putih-silver berkelompok

Etiologi/ faktor risiko

Perempuan, usia, hormon, obesitas, genetik

Obesitas, hormon (steroid), kehamilan, etnis (black African), riwayat keluarga

Lokasi predisposisi

Paha, bokong, panggul

Perut, payudara, bokong, paha


Selulit diklasifikasikan berdasarkan derajatnya (yang dinilai dari presentasi klinis) menjadi 4 (Nürenberger dan Müller, 1978), yakni:

  • Derajat 0: Tidak ada kelainan pada permukaan kulit
  • Derajat 1: Permukaan rata saat berbaring atau berdiri, perubahan kulit terlihat apabila ditarik atau terdapat kontraksi otot sekitar
  • Derajat 2: Penampakkan seperti kulit jeruk tanpa penarikkan atau kontraksi otot sekitar, saat sedang berdiri
  • Derajat 3: Perubahan derajat 2 ditambah dengan nodulasi pada permukaan kulit

Penyebab selulit belum diketahui secara pasti, tiga teori utama yakni, perubahan anatomi dan hormonal, mikrosirkulasi, dan proses peradangan kronis. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain jenis kelamin perempuan, jarang berolahraga, obesitas, usia tua, hormon berlebih, dan drainase sistem limfatik yang kurang baik. Namun perlu diketahui, obesitas bukan faktor risiko utama, karena selulit juga dapat ditemukan pada berat badan normal, dan tidak semua orang dengan obesitas memiliki selulit.

Alternatif: patogenesis yang lebih fokus terhadap anatomi (teori utama)

Perbedaan struktur fat lobes antara perempuan dan laki-laki, menyebabkan perempuan dengan vertical fascial bands, lebih rentan mengalami protrusi lemak ke dermo-hypodermic junction dan menyebabkan selulit.

Bagaimana cara mendiagnosis selulit sendiri di rumah?

Pada dasarnya, selulit merupakan diagnosis klinis yang dibuat oleh tenaga ahli, namun untuk deteksi awal selulit, ada beberapa tahap yang dapat dilakukan sendiri di rumah, yaitu:

  1. Siapkan ruangan dengan pencahayaan yang baik (warna putih, tidak redup) dan cermin yang besar
  2. Buka celana/ baju yang menutupi bagian yang akan dinilai (perut, paha, bokong)
  3. Observasi dapat dilakukan pada kondisi berdiri/ berbaring, pada saat rileks/ kontraksikan otot sekitar
  4. Tanda-tanda selulit yang dilihat: gelombang pada permukaan kulit, dimpling, atau tampakan kulit jeruk



Diagnosis dan evaluasi untuk menilai tingkat keparahan selulit ada berbagai macam, antara lain:

    1. Makrofotografi dengan latar dan pencahayaan sesuai standard, dinilai oleh profesional
    2. Pengukuran antropometri (BB, TB, lingkar paha/lengan/leher/perut, lipatan kutaneus)
    3. Bioimpedanciometry (lean body mass, fat body mass, total body water)
    4. Xerografi (pemeriksaan radiologi)
    5. Ekografi bidimensional menganalisa morfologi dari jaringan subkutan (termasuk mikrosirkulasi)
    6. Termografi anode
    7. Resonansi magnetik nuklear
    8. Laser doppler flowmetry (mikrosirkulasi jaringan dengan metode laser)
    9. Biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologi (satu-satunya pemeriksaan invasif)
  • Hematoxylin-eosin untuk analisa histologi
  • Alcian-blue untuk mukopolisakarida
  • Periodic Acid-Schiff (PAS) untuk membran basal
  • Weigert-Van Gieson untuk serat elastin dan kolagen, serta otot polos
  • Masson’s Trichrome untuk serat kolagen dan otot dermis
Secara umum, tatalaksana selulit dibagi menjadi:
    1. Non-invasif
      1. Non-invasif tanpa medikamentosa:
        • Masase/ Pijatan secara manual atau dengan alat → dipercaya dapat meningkatan fungsi drainase limfatik
        • Light-based devices: intense pulse light (IPL) dan laser → stimulasi pembentukan kolagen dan penebalan dermis → lebih tidak rentan terhadap selulit. 
      2. Non-invasif dengan medikamentosa
        • Methylxanthines (contoh: teofilin, kafein, aminofilin)→ memecah lemak dalam sel 
        • Retinoid dan derivat vitamin A → menghaluskan permukaan kulit; tidak secara langsung mempengaruhi sel lemak
        • Sillicum → elemen struktural jaringan ikat, membantu menyeimbangkan metabolisme sel
        • Asiatic centella → stimulasi pembentukan kolagen dan mukopolisakarida
    2. Invasif 
      1. Invasif dengan medikamentosa → produk injeksi (hormon, karbondioksida) 
        • Dapat muncul efek samping sistemik, tidak umum digunakan dan data efektivitas dan keamanan masih terbatas
      2. Invasif tanpa medikamentosa → operasi (subcision), liposuction, ultrasonic liposculpture, tansplan jaringan adiposa ke jaringan subkutan dengan laser Nd-Yag
        • Belum terbukti efektif, dapat timbul kembali (recurrence), dan terdapat efek samping (kemerahan, bekas luka, hiperpigmentasi)
        • Meskipun metode subsisi dikatakan bisa mempertahankan hasil sampai 2 tahun atau lebih (gambar)

Catatan:

  • Metode tatalaksana di atas (invasif dan non invasif) belum ada yang terbukti benar-benar efektif dan studi terkait sangat terbatas
  • Modifikasi gaya hidup (olahraga, pola makan, penurunan berat badan) tidak dapat menghilangkan selulit, dan hanya efektif pada beberapa orang
  • Selulit tidak dianggap sebagai suatu penyakit, tatalaksana dilakukan untuk kepentingan kosmetik
Skin care (over the counter)
  • Methylxanthines (contoh: teofilin, kafein, aminofilin)→ memecah lemak dalam sel 
  • Retinoid dan derivat vitamin A → menghaluskan permukaan kulit; tidak secara langsung mempengaruhi sel lemak


  • Sillicum → elemen struktural jaringan ikat, membantu menyeimbangkan metabolisme sel
  • Asiatic centella → stimulasi pembentukan kolagen dan mukopolisakarida

Catatan:

    • Prosuk-prosuk skincare untuk selulit berikut ini mengklaim perbaikan dapat terlihat dengan pemakaian rutin rata-rata minimal 4 minggu
    • Tidak menjanjikan efek permanen
    • Belum ada jenis perawatan kulit yang terbukti sangat efektif untuk menangani selulit, dan studi masih terbatas
  • Prosedur-prosedur noninvasif dan invasif dengan medikamentosa telah dijelaskan di atas
Source
  1. Afonso JP, Tucunduva TC, Pinheiro MV, Bagatin E. Cellulite: A Review. Surg Cosmet Dermatol. 2010; 2(3): 214-19.
  2. Rossi AB, Vergnanini AL. Cellulite: A Review. JEADV 2000; 14: 251-262.
  3. Vejjabhinanta V, Obagi S, Singh A, Baumann L. Chapter 3: Fat and the Subcutaneous Layer. In: Baumann L, Saghari S, Weisberg E. Cosmetic Dermatology: Principles and Practice. New York: McGraw Hill (2009). pg. 19
  4. Yaniv R. Chapter 12: Cellulite. In: Shai A, Maibach HI, Baran R. Handbook of Cosmetic Skincare. 2nd ed. Informa UK 2009. pg. 98-101.
  5. Goldberg DJ, Fazeli A, Berlin AL. Clinical, Laboratory, and MRI Analysis of Cellulite Treatment with a Unipolar Radiofrequency Device. Dermatologic Surgery 2008;34(2): 204-209.
  6. Khan MH, Victor F, Rao B, Sadick NS. Treatment of Cellulite. J Am Acad Dermatol 2010; 62(3): 373-384.

Related Articles

Mesotherapy
HIFU (High-intensity Focused Ultrasound)

HIFU adalah suatu prosedur non-invasif yang awalnya digunakan untuk menghancurkan sel tumor secara selektif dengan mekanisme nekrosis koagulasi menggunakan alat ultrasound. HIFU kemudian digunakan menjadi salah satu prosedur alternatif untuk menghilangkan/ memperbaiki kerutan dan kulit kendur.

Deposit Lemak Berlebih

Lemak adalah hal yang normal dan diperlukan untuk tubuh, namun jika berlebihan ia dapat menimbulkan banyak masalah dan seringkali menjadi masalah kosmetika/penampilan. Lemak yang lebih mempengaruhi kontur badan adalah lemak subkutan (di bawah permukaan kulit). Distribusi lemak pada area tubuh tergantung oleh banyak faktor, terutama gen.

Kulit Kendur

Kulit kendur atau kendor disebut juga loose atau sagging skin. Kulit kendur dan kehilangan definisi bentuk badan dapat muncul di mana saja pada tubuh dan wajah. Predileksi daerah yang paling umum terjadinya kulit kendur adalah leher, perut, lengan dan payudara. 

Stretch Marks

Striae Distensae (SD) atau yang lebih sering dikenal dengan istilah stretch mark adalah jaringan parut atau bekas luka yang timbul akibat peregangan atau penyusutan kulit yang terlalu cepat. Hal ini diakibatkan perubahan ukuran kulit yang melebihi kecepatan pembaruan jaringan penyokong kulit.