Apakah Vitamin E Baik untuk Jerawat?

Author dr. Paulus Mario Christopher;
Last updated on Apr 21, 2022
Penyebab Akne Vulgaris
Akne vulgaris (AV) terjadi dikarenakan beberapa hal seperti:
  1. Produksi sebum yang meningkat
  2. Hiperproliferasi/ proliferasi berlebihan dari folikel pilosebasea
  3. Kolonisasi Cutibacterium acnes (C. acnes)
  4. Proses inflamasi
Sebagai tambahan, topik penelitian lainnya yang sedang diteliti mengenai penyebab dari AV adalah peran dari radikal bebas dan antioksidan. Paparan konstan pada kulit terhadap stres oksidatif yang diinduksi oleh reactive oxygen species (ROS). Reactive oxygen species memediasi stres oksidatif melalui interaksi radikal bebas dengan molekul selular. seperti lemak, karbohidrat, protein, dan asam nukleat yang akan diikuti dengan reaksi inflamatorik. Belakangan ini, telah diketahui bahwa pasien dengan AV mengalami peningkatan stres oksidatif, baik secara sistemik dan kutaneus.

Sebuah penelitian di tahun 2013 mengenai penanda biokimiawi dari stres oksidatif dan nitrosatif pada AV menemukan peran dari penanda biokimiawi oksidasi protein, peroksida lipid atau stres nitrosatif pada perkembangan AV.

Contoh Akne Vulgaris
Kasus AV diikuti dengan berbagai variasi tampilan klinis seperti komedo, papul (benjolan berisikan zat padat dengan ukuran < 0.5 cm), pustul (benjolan berisikan nanah), dan nodul (benjolan berisikan zat padat dengan ukuran > 1.0 cm). Banyak tantangan yang dihadapi ketika mencoba mengobati AV karena perjalanan penyakit yang kompleks. Beberapa pengobatan yang dapat diberikan adalah retinoid topikal, antimikroba topikal, benzoil peroksida, asam azeleat, dan lain-lain.
Efek dari ROS 
Untuk menangani efek berbahaya dari ROS, kulit dilengkapi dengan mekanisme pertahanan antioksidan untuk mencegah pembentukan ROS dalam bentuk antioksidan enzimatik dan antioksidan non-enzimatik. Untuk antioksidan non-enzimatik salah satu diantaranya adalah vitamin E yang merupakan nutrisi yang esensial dan menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan dan telah menarik perhatian di dunia
skincare.


Pengertian Vitamin E 
Vitamin E dapat dibagi menjadi dua kelompok, tocopherol dan tocotrienol, dengan empat isomer (α, β, γ, dan δ), dimana α-tocopherol yang merupakan bentuk utama dari vitamin E dan antioksidan larut lemak yang penting. Vitamin E disintesiskan oleh tumbuh-tumbuhan dan harus didapatkan dari sumber diet. Sumber terkaya untuk vitamin E adalah kacang-kacangan, bayam, whole grain, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari.

Peran Vitamin E 
Vitamin E berperan dalam mencegah produksi prostaglandin dan nitric oxide (senyawa yang berperan dalam peradangan), mencegah peroksidasi lipid dan edema yang diinduksi oleh ultraviolet B, dan imunosupresi. Vitamin E memiliki efek antioksidan yang kuat, anti-inflamatorik/ anti-radang, dan anti-seboroik. 

Pada kasus AV, ditemukan kadar vitamin E yang rendah dapat menyebabkan pembentukan stres oksidatif pada unit pilosebasea, menyebabkan lingkungan mikro yang ideal untuk peningkatan kolonisasi dari C. acnes. Sebagai tambahan, α-tocopherol berperan untuk menghancurkan rantai sewaktu proses peroksidasi lipid. Antara permukaan lipid kulit, terdapat squalene, sebuah molekul triterpenoid spesifik terhadap sebum manusia. Oksidasi dari senyawa ini akan menghasilkan squalene peroxide yang terbukti bersifat komedogenik dan meningkatkan produksi sebum. Keberadaan dari vitamin E dapat membatasi efek berbahaya dari squalene peroxide

Karakteristik vitamin E ini semakin diperkuat dengan salah satu studi yang dilakukan pada 98 pasien menggunakan vitamin E dan vitamin C dengan fokus berdasarkan perbaikan dari keratinisasi folikel sebasea yang defektif, menemukan bahwa kombinasi ini mencegah pembentukan komedo.

Selain itu, vitamin E ditemukan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan pada penggunaan isotretinoin. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian klinis melibatkan 60 laki-laki dan perempuan Iran dengan usia kurang lebih 21 tahun, dimana diberikan isotretinoin (0.5 mg/ kgBB) dan vitamin E (800 IU) dibandingkan dengan placebo yang diberikan isotretinoin (0.5 mg/ kgBB) dan minyak hati ikan (bebas akan vitamin E) untuk periode 6 minggu.

Penelitian ini mengevaluasi lesi kulit dan membran mukosa/ selaput lendir, efek samping, dan dampak pada konsentrasi vitamin E darah. Hasil secara statistik mengindikasikan penurunan efek samping pada kulit dan membran mukosa pada grup yang diberikan vitamin E pada minggu ke-enam pengobatan.
Efek Samping Vitamin E
Lalu, apakah vitamin E sendiri memiliki efek samping? Pada umumnya, kebanyakan orang tidak mengalami efek samping apapun ketika mengkonsumsi sesuai dengan dosis harian yang direkomendasikan (6-10 mg
α-tocopherol atau setara). Namun, dosis tinggi dapat menyebabkan mual, diare, nyeri perut, lelah, kelemahan, nyeri kepala, pandangan kabur, ruam, dan perdarahan (perhatian khusus untuk pasien dengan kelainan koagulasi atau menggunakan antikoagulan karena peningkatan kecenderungan perdarahan). Untuk sediaan topikal sendiri, vitamin E sangat jarang menyebabkan dermatitis kontak, eritema multiforme, dan reaksi xanthomatous

Temuan-temuan yang telah dipaparkan ini merupakan penemuan penting untuk penelitian lanjutan lainnya yang akan mendalami hubungan dan dampak langsung antara vitamin E, serum vitamin E, dan risiko terhadap penyakit kulit. Diharapkan temuan lainnya dapat membantu untuk menegakkan vitamin E terhadap mekanisme potensial dan efek preventif pada penyakit kulit.

Referensi:

  1. Goh C, Cheng C, Agak G, Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Kim J. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York: McGraw Hill; 2019. Chapter 78, Acne Vulgaris; p. 1391-1418.
  2. Keen MA, Hassan I. Vitamin E in dermatology. Indian Dermatol Online J 2016;7:311-5.
  3. Liu X, Yang G, Luo M, Lan Q, Shi X, Deng H, et al. Serum vitamin E levels and chronic inflammatory skin diseases: A systematic review and meta-analysis. PLoS ONE. 2021;16(12):e0261259.
  4. Podgórska A, Pus ́cion-Jakubik A, Markiewicz-Z ̇ukowska R, Gromkowska-Ke ̨pka KJ, Socha K. Acne vulgaris and intake of selected dietary nutrients–A summary of information. Healthcare. 2021;9:668.
  5. de Souza Cardoso F, de Velasco PC, de Carvalho Sardinha FL, Fraga KYD, de Cerqueira AMM, da Costa ACS, et al. Nutritional interventions in the treatment of acne vulgaris: A systematic review of clinical trials. Brazilian Journal of Health Review. 2021;4(2):7555-7572.
  6. Ratnaningtyas WD, Sawitri, Murtiastutik D, Hidayati AN. The difference of serum vitamin E levels between adolescent patients with and without acne vulgaris. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (BIKKK). 2020;32(1):40-47.